Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit optimis penyerapan biodiesel tahun ini bisa mencapai 1,5 juta kilo liter (KL). Optimisme tersebut didasarkan pada komitmen Pertamina menaikkan target penyerapannya dari 750.000 KL pada Agustus 2015 lalu menjadi 820.000 KL sepanjang tahun 2015 ini.
Dengan naiknya angka komitmen penyerapan Pertamina, maka BPDP optimis penyerapan biodiesel bisa tembus angka 1,5 juta KL.
Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit Bayu Krisnamurthi mengatakan angka penyerapan 1,5 juga KL tersebut tergolong cukup besar. Karena itu, BPDP mendorong semua pihak untuk terus meningkatkan penyerapan biodiesel agar target tersebut dapat tercapai.
Ia mengatakan, secara natural masa simpannya biodiesel ini tidak sama dengan solar karena biodiesel terdiri dari bahan organik, sehingga tidak tahan lama. "Tapi itu masih dalam tahap toleransi, dan kualitasnya kita tingkatkan seperti yang diharapkan Pertamina," kata Bayu, di Hotel Borobudur, Rabu (9/9).
Ia bilang, Pertamina telah memberikan komitmen untuk menyalurkan atau menampung fame biodiesel sawit ke 31 depo di seluruh Indonesia. Nah dari 31 depo tersebut diklaim telah dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Kemudian untuk tahun depan, penyerapan B20 juga sudah disiapkan.
Bahkan hal ini mendapat sambutan positif dari industri-industri otomotif seperti Hino, Toyota, Ford dan sejumlah industri otomotif lainnya. Industri otomotif ini telah melakukan studi dan uji coba dengan menggunakan B20, bahkan ada yang sudah menguji B30 dan hal itu membawa dampak positif dari industri otomotif untuk menggunakan biodiesel.
Saat ini, BPDP tengah berusaha mendorong perusahaan-perusahaan minyak yang mendapatkan izin menjual minyak secara ritel melalui SPBU selain Pertamina untuk menyerap biodiesel. BPDP berjanji akan membantu menyelesaikan bila ada masalah atau kendala bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Apalagi pemerintah telah mewajibkan semua perusahaan minyak untuk menyerap B15 tahun ini dan B20 tahun depan. "Kalau mereka hadapi masalah, kita cari solusi, para produsen biodiesel juga memiliki komitmen memenuhi standar atau spesifikasi kalau ada yang masih kurang," imbuh Bayu.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, pengembangan industri hilir kelapa sawit merupakan suatu keharusan. Karena industri sawit ini memiliki peranan yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia. Maka menjadi tantangan terbesar bagi pelaku usaha sawit untuk mengembangkan industri hilir seperti biodiesel.
Di mana ke depan nantinya, bukan lagi hanya industri hulu yang dikembangkan melainkan juga industri hilir. Namun ia menekankan agar pengembangan industri hilir berlangsung secara berkesinambungan.
Sebagai pemain besar dan penghasil sawit terbesar di dunia, lanjut Darmin, Indonesia diharapkan bisa mengembangkan industri sawit. Apalagi pada tahun depan diharapkan B20 akan diterapkan jika kondisi membaik. Artinya bila harga crude palm oil (CPO) tidak terlalu anjlok.
Pada tahun ini, BPDP Kelapa Sawit akan mengucurkan dana pungutan pengembangan perkebunan sawit sebesar Rp1,6 triliun untuk mendukung mandatori biodiesel 15% (B15). Alokasi dana tersebut dikucurkan berdasarkan target penyerapan bahan bakar nabati (BBN) public service obligation (PSO) dalam rangka mengimplementasikan mandatori B15.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News