Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Adaro Energi (Tbk) membuka peluang ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengakuisisi lahan tambang batubara mulut tambang miliknya di Kalimantan Timur. Langkah ini sebagai bentuk kerja sama kedua perusahaan tersebut dalam proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang.
Wakil Direktur Utama Adaro Power Dharma Djojonegoro menyatakan, pihaknya sudah melakukan perbincangan dengan perusahaan pelat merah tersebut. "Sudah dibahas, dan kami terbuka. Dalam konsep mulut tambang memang terbuka. Harus dilihat satu kesatuan antara tambang dan pembangkit listrik," urainya pekan lalu.
Asal tahu saja, awal mula lahan tambang tersebut bisa diakuisisi lantaran Adaro lewat anak usahanya, PT Adaro Power, berminat mengikuti tiga lelang pembangkit terbuka. Tujuan lelang ini menjadi mitra strategis bagi anak usaha PLN yang terlibat di proyek tersebut. Ketiga proyek tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan. Seluruh proyek itu bakal dilelang sepanjang tahun ini.
Saling membutuhkan inilah yang menyebabkan emiten berkode ADRO di Bursa Efek Indonesia ini menawarkan PLN untuk mengakuisisi lahan tambang batubara miliknya. Yang penting, PLN bakal mengembangkan lahan tambang tersebut untuk proyek PLTU mulut tambang. "Boleh saja mereka akuisisi. Di proyek PLTU mulut tambang itu, selain mau masuk sebagai pemasok PLN juga sebagai penambang," tutur Dharma.
Dharma tidak merinci luas areal dan kandungan lahan tambang batubara di Kalimantan Timur tersebut. Termasuk nilai akuisisi dari areal tambang tersebut Tapi kebutuhan batubara PLN tahun 2019 dan 2020 antara 80 juta - 100 juta ton.
Adaro juga ogah buka-bukaan soal nilai investasi untuk tender PLTU mulut tambang tersebut. Tapi menurut hitungan Dharma, biasanya setiap 1 megawatt (MW) membutuhkan investasi US$ 1 juta sampai US$ 1,5 juta.
Adaro Energi memang terlihat gencar ekspansi bisnis sepanjang tahun ini. Sebelumnya, perusahaan milik Garibaldi Thohir ini nyebur ke bisnis air bersih dengan mengakuisisi perusahaan air bersih di Gresik dan Banjarbaru senilai Rp 150 miliar. Lalu dengan bendera PT Adaro Tirta Mandiri, ADRO mengikuti tender proyek penyediaan air bersih. Salah satunya di Bandarlampung senilai Rp 700 miliar-Rp 800 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News