kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Adhi Karya menggadang proyek Monorel Peti Kemas


Senin, 01 Juli 2013 / 07:30 WIB
Adhi Karya menggadang proyek Monorel Peti Kemas
ILUSTRASI. Kementerian Kesehatan mencatat dua kasus konfirmasi omicron meninggal dunia.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Setelah menggenggam proyek monorel khusus pengangkutan kontainer di Surabaya, Jawa Timur, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) kini siap mengajukan diri untuk menggarap proyek monorel kontainer di Jakarta. Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Kiswodarmawan, menyatakan, perusahaannya berencana menawarkan proyek monorel khusus kontainer dari terminal dryport Cikarang, Bekasi, menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Adhi Karya akan mengajukan proposal untuk proyek monorel di Jakarta. "Masalah waktunya, tergantung Pelindo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," ungkap dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Menurut Kiswo, Adhi Karya  mengestimasikan, proyek pembangunan monorel dari dryport Cikarang ke Pelabuhan Tanjung Priok sepanjang 60 kilometer (km) membutuhkan investasi sekitar Rp 12,5 triliun. "Penumpukan kontainer selama ini sangat menganggu. Kalau menggunakan monorel, tidak terjadi penumpukan seperti saat ini," tambah dia.

Kiswo memperkirakan, pengerjaan proyek monorel khusus kontainer ini membutuhkan waktu lebih lama ketimbang waktu pengerjaan proyek Automatic Container Transportation (ACT) di Surabaya. "Kami memperkirakan akan memakan waktu 2,5 tahun hingga tiga tahun," jelasnya.

Seperti diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan pekan lalu menyatakan, ADHI dipercaya menjalankan proyek monorel kontainer di Jakarta, setelah membangun ACT dari Depo Teluk Lamong menuju Depo Tanjung Perak sepanjang 5,6 km. Pengangkut kontainer automatis tersebut akan mengurai kemacetan di sekitar pelabuhan Tanjung Perak.

ACT adalah proyek konsorsium Adhi Karya. Dalam proyek senilai Rp 2,5 triliun ini, ADHI bekerjasama dengan PT Pelindo III sebagai inisiator dan PT Industri Kereta Api (INKA) sebagai rolling stock provider (monorel).

Punjung Setyabrata, Head of International Division PT Adhi Karya Tbk bilang, proyek ACT ini pada awalnya terdiri dari 22 car train. Setiap car train akan terdiri dari tiga gerbong. "Jadi totalnya akan ada 66 gerbong," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×