Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. PT Adhi Persada Properti dan Adhidaya Bangun Nusantara meneken nota kesepahaman untuk menggarap proyek hunian jangkung dengan kapasitas 300.000 unit yang ada diĀ Jakarta dan Surabaya dengan label Adhigraha Nusantara.
Direktur Utama Adhi Persada Properti, Agus Sitaba merinci sekitar 200.000 unit bakal tersebar di sekitar Jakarta dan sisanya berada di areal Surabaya. Adapun total lahan yang disiapkan di proyek tersebut sekitar 250 hektare yang merupakan milik Adhidaya Bangun Nusantara. "Tahun ini langsung kami kebut pembangunan proyek pertama di Surabaya. Dan setiap tiga bulan ada pembangunan proyek baru dan kami targetkan dalam lima tahun ke depan proyek ini sudah selesai semua," tandasnya, Rabu (14/6).
Adapun untuk bidikan lokasi dari mega proyek ini adalah berada di Bantar Gebang (Bekasi), Karawang dan Tangerang. Ini untuk daerah di pinggiran Jakarta. Sedangkan lokasi di kota buaya adalah di pinggiran kota Surabaya, Gresik hingga Sidoarjo. Asal tahu saja, proyek ini sejatinya untuk mendukung program satu juta rumah yang digagas pemerintah.
Selain proyek hunian tersebut, kedua perusahan ini juga meneken kerjasama untuk proyek yang lain, yakni proyek properti terpadu yang terdiri dari 14 menara bangunan apartemen untuk kelas menengah atas, dua menara gedung perkantoran, dua menara untuk hotel dan apartemen servis, serta dua menara pusat belanja.
Dari proyek apartemen tersebut, ada empat proyek apartemen terpadu yakni Paradise Apartemen, Palais Mansion, Roual Garden Residence, dan SCBD di Surabaya Barat.
Secara total nilai investasi dari proyek tersebut mencapai Rp 91 triliun dan sekitar Rp 81 triliun untuk konstruksi bangunan.
Bila proyek tersebut bergulir, pengembang ini berharap bisa meraup pendapatan hingga Rp 114 triliun dari proyek hunian kelas bawah. Adapun dari proyek apartemen terpadu bisa mencapai Rp 20 triliun dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Sayang, Agus tidak merinci soal sumber dana dari proyek tersebut lantaran belum dibahas secara rinci. Yang jelas, dengan lahan yang sudah dimiliki, pihaknya pede bisa mendapat sumber dana untuk kelancaran proyek tersebut. "Jika nanti struktur bisnis baik, kami optimistis pasar modal mau mendanai," harapnya.
Sementara itu menurut Chairman ABN Djabah Soekarno, harga yang ditawarkan untuk hunian kelas bawah itu tidak akan lebih dari peraturan pemerintah. "Kisarannya mulai Rp 8,5 juta sampai 12 juta per meter persegi," ungkapnya.
Ia menargetkan dalam tahun pertama, 60.000 rumah bisa terjual. Sayang, ia tidak mau membeberkan soal target pendapatan secara rinci.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News