Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyatakan, prospek bisnis logistik masih sangat menjanjikan di tahun 2024. Hal ini seiring dengan kondisi Indonesia yang terdiri dari negara kepulauan dan biaya logistik yang bervariasi antara 25%-30% dari PDB.
"Negara ini menanggung biaya logistik yang tinggi untuk transportasi barang. Logistik yang terintegrasi akan menjadi salah satu solusi untuk efisiensi biaya," kata Direktur Adi Sarana Armada, Suyanto Tjoeng kepada Kontan, Jumat (8/3) lalu.
Suyanto mengatakan, sebagian besar perusahaan lainnya masih menggunakan multiple logistic suppliers, di mana masing-masing fase dari first mile (logistik dari warehouse ke distribution center), mid mile (logistik antar distribution center), hingga last mile (logistik langsung ke end customer), atau pada beberapa wilayah terdapat partner logistik yang berbeda-beda, sehingga secara umum menghasilkan biaya yang lebih tinggi dan tidak terintegrasi.
Baca Juga: JNE Dikabarkan Bakal Akuisisi Saham Anteraja Milik Boy Thohir, Saham ASSA Tersulut?
Untuk itu, perseroan bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat bisnis end to end logistic mulai dari first mile, mid mile hingga last mile. Saat ini ASSA sedang dalam tahap memperkuat fase mid mile yang disebut sebagai cargo share.
Perseroan menyediakan berbagai layanan logistik seperti trucking management, warehouse management, TMS (Transportation Management System), hingga berbagai customized logistic services.
Selain itu, lini bisnis di last mile logistic melalui Anteraja tetap menjadi bagian penting bagi portofolio logistik perseroan karena jaringannya yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Lini bisnis ini juga akan mendukung first mile, dan mid mile dari ekosistem logistik ASSA secara keseluruhan.
"Di 2019 kami membentuk unit bisnis Anteraja sebagai last mile logistic karena kami lihat permintaan dari e-commerce sangat tinggi. Sekaligus hal ini melengkapi end to end logistic yang memang sudah menjadi cita-cita kami sejak jalankan bisnis logistik di awal-awal pendirian," ucapnya.
Perlu diketahui, ASSA mulai menjalankan bisnis logistik di 2006 atau tiga tahun sejak pendirian ASSA rental. Saat itu perseroan mulai dengan menyewakan truk-truk untuk pelanggan korporat yang butuh pengiriman barang, mengelola layanan pengemudi, manajemen armada, mengelola gudang, sampai manajemen trip pengiriman barang pelanggan B2B perseroan.
Momen Ramadan-Lebaran
CEO Anteraja, Handy Widiya menyampaikan, secara historikal momen Ramadan-Lebaran cenderung menunjukkan tren orang berbelanja online lebih banyak. Hal ini tentu berpotensi untuk mempengaruhi bisnis secara positif di last mile delivery (Anteraja) karena terkorelasi langsung dengan e-commerce.
Baca Juga: Simak Kinerja Emiten Transportasi dan Logistik Jelang Ramadan
"Diharapkan juga akan berdampak positif pada mid mile logistik perseroan, karena saat ini bisnis mid mile telah melayani berbagai pelanggan korporasi yang di dalamnya juga ada pemain express logistik lainnya juga," ucap Handy kepada Kontan, Jumat (8/3) lalu.
Handy menerangkan, volume pengiriman barang akan melonjak sekitar 10% saat momen Ramadan-Lebaran. Sementara untuk arah pengiriman umumnya di dominasi dari Jabodetabek dan pulau Jawa sebagai konsentrasi paling banyak pengiriman, lalu diikuti oleh Sumatera dan pulau-pulau lainnya.
"Strategi kami adalah memperkuat end to end sehingga lebih efisien dan optimal, karena kunci di bisnis logistik adalah optimalisasi armada," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News