Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melihat tren penjualan mobil bekas di sepanjang tahun 2021 relatif stabil. ASSA menargetkan, penjualan mobil bekas di tahun ini dapat bertumbuh sekitar 10%-15% dibandingkan tahun lalu.
Jany Chandra, Direktur Adi Sarana Armada menyatakan, pihaknya berharap hingga akhir tahun ini penjualan mobil bekas melalui JBA bisa mencapai sekitar 42.000 unit. "Untuk penjualan mobil bekas melalui situs Caroline.id mencapai sekitar 1.200 unit dalam satu tahun," ujar Jany, saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/12).
Proyeksi pertumbuhan tahun ini, sejalan dengan beberapa upaya yang telah dilakukan perusahaan, mulai dari melakukan transformasi digital proses jual-beli mobil bekas. Seperti JBA misalnya, ASSA mulai mengembangkan lelang bidding online, sehingga proses lelang dapat dilakukan kapanpun dan di manapun.
Baca Juga: Adi Sarana Armada (ASSA) melihat prospek bisnis logistik di akhir tahun masih tumbuh
Selain itu, lewat ASSA juga mengembangkan Caroline.id, yang merupakan marketplace tempat jual beli kendaraan. "Sehingga baik pembeli maupun penjual dapat melakukan proses jual-beli mobil bekas dengan harga transparan serta kualitas terpercaya," tuturnya.
Dengan demikian, ASSA pun optimistis dapat membukukan pertumbuhan positif meskipun masih dalam kondisi pandemi. Begitu juga dengan dampak dari insentif PPnBM 0% dari pemerintah untuk industri otomotif, yang dinilai Jany tidak berdampak signifikan terhadap tren penjualan mobil bekas.
"Kemudian terkait insentif PPnBM, dampaknya kepada harga mobil LCGC masih kecil, namun kalau untuk mobil dengan CC-yang besar baru akan terasa dampaknya," sebut dia.
Jany melanjutkan, saat ini juga pasokan untuk mobil baru tidak sebesar yang diharapkan, dan permintaan untuk mobil baru juga tidak akan meningkat terlalu tinggi karena leasing masih belum memberikan kredit. Sehingga dampak insentif PPnBM terhadap penjualan mobil bekas relatif moderate.
Di sepanjang tahun ini, jenis mobil yang paling banyak diminati konsumen adalah jenis mobuk penumpang. Lantaran selama pandemi ini masyarakat cenderung lebih suka dan merasa aman untuk menggunakan mobil sendiri daripada naik transportasi umum untuk mengurangi risiko tertular virus Covid-19.
"Terkait dengan data penjualan, untuk detail datanya masih dalam proses penghitungan, sehingga saat ini belum tersedia data yang dapat kami bagikan," tutup Jany.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News