Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan namun pasti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terus memperluas bisnis coking coal. Pada 2019, ADRO ini berharap peningkatan permintaan batubara kokas dari pasar ekspor seperti India, Eropa , Brasil dan Vietnam.
Terutama India yang dinilai sebagai motor utama pertumbuhan permintaan lantaran ada peningkatan sektor konstruksi dan manufaktur.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, selama ini mereka memang menjual batubara kokas ini ke pasar ekspor maupun domestik. "Produksi batubara dari Adaro MetCoal Companies (AMC) dijual ke para pelanggan di Jepang, Thailand, Indonesia, India, China dan Eropa," katanya pada Kontan, Sabtu (16/3).
Sementara produksi dari Kestrel Coal Resources Pty. Ltd. ADRO menjual ke negara Jepang. Dalam penentuan harga, mereka selalu mengacu indeks harga batubara premium hardcooking coal global. "Sedangkan harga batubara coking coal AMC mengikuti indeks harga semi-soft coking coal global," imbuhnya.
Secara keseluruhan, ADRO menetapkan produksi batubara 54 juta - 56 juta ton pada tahun ini, yang mana produksi dari AMC ditargetkan 1 juta ton dan produksi kestrel sebesar 6,5 juta ton. Dari target produksi tersebut, Nadira berharap mampu mencapat target EBITDA operasional sebesar US$ 1 miliar hingga US$ 1,2 miliar pada tahun ini.
Saat ini, mereka mencatat bahwa AMC memiliki sebanyak 1,27 miliar ton sumber daya batubara metalurgi premium yang berkualitas tinggi dengan kandungan abu dan fosfor yang sangat rendah.
Selanjutnya, untuk cadangan batubara kokas dari Kestrel sebesar 146 juta ton dengan sumber daya sebesar 241 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News