Reporter: Fahriyadi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setiap tahun, PT Aetra Air Jakarta selalu berupaya meningkat pelayanan kepada pelanggan, salah satunya dengan mengurangi non revenue water (NRW) atau tingkat kehilangan air.
Presiden Direktur Aetra, Mohammad Selim mengatakan, tahun depan tingkat kehilangan air bisa dipangkas sekitar 9%-10%.
Menurutnya, saat ini tingkat kehilangan air Aetra mencapai 43,58%, turun ketimbang tahun 2008 yang mencapai 50,83%.
"Kami menargetkan dapat menjual air sebanyak 180 juta meter kubik di tahun 2014 dengan tingkat kehilangan air 33%-34%," ujar Selim akhir pekan lalu.
Menurutnya, kebocoran air yang diderita Aetra terjadi karena dua hal, yakni kebocoran secara fisik dan komersial.
Menurutnya, untuk kebocoran komersial bisa diselesaikan dengan menggunakan biaya operasional. Sedangkan untuk kebocoran fisik, Aetra perlu mengganti beberapa peralatan.
"Itu yang biayanya cukup mahal. Tahun depan, kami merencanakan menggunakan Rp 190 miliar, sekitar Rp 120 miliar untuk menyelesaikan kebocoran ini," jelasnya.
Ia mengatakan, manajemen sudah mengetahui daerah yang sering mengalami kebocoran. Menurutnya kebocoran paling banyak terjadi di wilayah utara, yakni 47%, sementara sisanya merata di wilayah tengah dan selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News