kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

AI Bisa Cegah Kerugian Infrastruktur Akibat Bencana Alam US$70 Miliar per Tahun


Rabu, 25 Juni 2025 / 19:52 WIB
AI Bisa Cegah Kerugian Infrastruktur Akibat Bencana Alam US$70 Miliar per Tahun
ILUSTRASI. Words reading 'Artificial intelligence AI', miniature of robot and toy hand are pictured in this illustration taken December 14, 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teknologi kecerdasan buatan (AI) berpotensi menjadi solusi penting dalam memperkuat ketahanan infrastruktur terhadap bencana alam yang semakin sering dan intens.

Laporan terbaru Deloitte Center for Sustainable Progress menyebut, penerapan AI dapat membantu mencegah kerugian infrastruktur global hingga sekitar US$70 miliar per tahun pada 2050.

Baca Juga: Gartner: Lebih dari 40% Proyek AI Agen Diprediksi Gagal pada 2027

Dalam laporan berjudul AI for Infrastructure Resilience, Deloitte memproyeksikan kerugian tahunan akibat bencana alam akan meningkat menjadi US$460 miliar hingga lebih dari US$500 miliar per tahun.

Badai dan banjir diperkirakan menjadi penyebab utama kerugian tersebut. Namun, infrastruktur yang didukung teknologi AI dinilai mampu mengurangi sekitar 15% dari total kerugian yang terjadi.

“Ketahanan infrastruktur berbasis AI dapat mentransformasi cara para pemimpin melindungi komunitas mereka dari risiko cuaca ekstrem yang terus meningkat,” ujar Jennifer Steinmann, Deloitte Global Sustainability Business Leader, dalam keterangan resmi, Rabu (25/6).

Menurut Deloitte, AI dapat digunakan dalam seluruh siklus hidup infrastruktur, mulai dari tahap perencanaan hingga pemulihan pascabencana.

Baca Juga: TikTok Luncurkan Fitur AI Canggih yang Siap Bantu Konten Jadi Lebih Menarik

Teknologi ini dapat membantu mengidentifikasi risiko lebih awal, mempercepat waktu respons, serta mengurangi kerusakan dan limbah material saat proses pemulihan.

Sebagai contoh, alat inspeksi pascabencana OptoAI dari Deloitte Consulting LLP disebut mampu memangkas waktu perbaikan atap lebih dari separuh dan mengurangi kelebihan material hingga 15%-30%.

Di sisi lain, sistem peringatan dini berbasis AI juga dinilai efektif dalam mengurangi kerugian akibat bencana, seperti kebakaran hutan dan banjir.

Namun, adopsi AI dalam sektor infrastruktur menghadapi sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan sistem lama, kesenjangan regulasi, serta kendala pembiayaan.

Karena itu, Deloitte mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, pemilik infrastruktur, perusahaan teknologi, hingga sektor keuangan dan asuransi, untuk mempercepat penerapan solusi AI secara terintegrasi.

Baca Juga: Fintech Hingga AI, Sumber Pajak Digital yang Potensial

Costi Perricos, Deloitte Global GenAI Business Leader, menyampaikan bahwa dengan adopsi AI yang lebih luas dan kapabilitas yang terus berkembang, potensi penghematan dari kerugian akibat bencana bisa mencapai US$115 miliar per tahun pada 2050.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi global untuk menciptakan standar bersama, mendukung pembaruan sistem, serta mendorong inovasi berkelanjutan guna menciptakan masa depan yang lebih tangguh.

Selanjutnya: Rupiah Lanjut Menguat, Begini Proyeksi Kamis (26/6)

Menarik Dibaca: DLH Jakarta Jalankan Pilot Project Pengelolaan Sampah di 6 Kelurahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×