Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) memperkirakan impor biji kakao akan meningkat 10% hingga 20% pada tahun ini. Tahun lalu, impor biji kakao melonjak 271% dibandingkan 2016 atau dari 61.016 ton menjadi 226.613 ton.
Sedangkan, ekspor biji kakao pada tahun lalu menurun sebesar 11% dibandingkan tahun 2016. Pada 2016, ekspor biji kakao sebesar 28.329 ton, sementara tahun lalu hanya 25.099 ton.
“Impor biji kakao melonjak hingga 271%, ini bukti nyata bahwa produksi kakao kita turun dan tidak mencukupi kebutuhan industri. Ekspor biji kakao turun karena saat ini lebih banyak diserap oleh industri lokal. Ini positif untuk ciptakan nilai tambah di dalam negeri,” ujar Ketua Umum AIKI, Pieter Jasman kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Untuk tahun ini impor biji kakao diperkirakan masih tumbuh lagi sekitar 10% sampai 20%, sedangkan ekspor biji kakao mungkin akan sama dengan tahun lalu.
Jadi diperkirakan impor biji kakao tahun ini akan mencapai mencapai 248.000-271.000 ton. Berdasarkan data yang dihimpung oleh AIKI, impor biji kakao hingga kuartal I 2018 sudah meningkat 41% menjadi 68.478 ton. Sedangkan, ekspor sebesar 48.738 ton.
Menurut Pieter, impor biji kakao masih akan terus meningkat. Dia bilang, hal ini dikarenakan kebutuhan industri atas biji kakao yang besar. Dia menambahkan, banyak industri berbahan dasar kakao menambah pabrik baru di Indonesia karena yakin produksi kakao akan terus bertambah. Sayangnya, produksi kakao justru semakin turun dari tahun ke tahun. Ditambah, program Gernas kakao tak lagi dilanjutkan.
Berdasarkan data AIKI, impor biji kakao yang dilakukan oleh Indonesia melonjak sejak 2014. Impor biji kakao pada 2014 sebesar 109.409 ton, naik dari tahun sebelumnya sebesar 30.766 ton. Lalu, impor kembali menurun pada 2015 menjadi 53.372 ton, kemudian meningkat menjadi 61.016 ton pada 2016. Pada 2017 impor biji kakao sebesar 226.613 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News