Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak perusahaan PT Humpuss Intermoda Tbk (HITS), PT GTS Internasional (GTSI) berencana akan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Meskipun belum bisa memaparkan detail mengenai target perolehan dana segar di pasar modal, manajemen GTS Internasional membeberkan tentang prospek bisnis perusahaan di masa mendatang.
Presiden Direktur GTS Internasional, Kemal Imam Santoso mengungkapkan, dalam waktu dekat memperdagangkan sahamnya di bursa. "Targetnya kami akan melaksanakan bookbuilding pada pekan depan," jelasnya dalam diskusi virtual bersama Kontan.co.id, Senin (9/8).
Kemal menegaskan, salah satu keputusan GTS Internasional untuk IPO adalah investasi infrastruktur jangka panjang. GTS Internasional yang menjalankan usaha penyedia layanan pengangkutan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), masuk dalam sektor bisnis yang strategis dan kritikal. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang akan memprioritaskan konsumsi gas ke dalam negeri.
Direktur GTS Internasional, Dandun Widodo memaparkan dalam jangka panjang, GTS Internasional punya peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Ada tiga strategi yang akan dijalankan GTS Internasional untuk mewujudkan peluang tersebut, yakni fokus pada pertumbuhan bisnis, akuisisi perusahaan yang sudah ada maupun yang sudah mempunyai kontrak jangka panjang. Kemudian, strategi pendanaan melalui IPO.
Baca Juga: Humpuss Intermoda (HITS) menjajaki bisnis FSRU
Dandun mengungkapkan salah satu tujuan yang ingin diraih GTS Internasional setelah IPO adalah membangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) permanen. Seperti diketahui sebelumnya, pada tahun ini GTS Internasional berencana membangun satu unit FSRU baru berkapasitas 15.000 meter kubik di proyek Amurang. Adapun proyeksi investasinya senilai US$ 50 juta.
"Pada 2019, kami memenangkan tender di Sulawesi Utara di mana sesuai perjanjian harus menyediakan FSRU Permanen. Sementara ini perusahaan masih menggunakan FSRU temporer, nah salah satu tujuan IPO untuk membangun FSRU permanen," kata dia.
Dandun memaparkan, jika melihat kinerja keuangan perusahaan, pada tiga tahun terakhir, keuangan GTS Internasional diklaim sangat sehat, mulai dari pertumbuhan laba, pendapatan, hingga aset.
Sebagai gambaran saja, pada 2020, return on equity (ROE) atau jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas sebesar 26,9%. Kemudian pendapatannya konsisten naik dalam tiga tahun terakhir, yakni dari yang sebelumnya membukukan pendapatan senilai US$ 27 juta di 2018 menjadi US$ 31 juta pada 2020. Adapun net profit marjin GTS Internasional sebesar 52% yang diklaim sangat fantastis dan sulit dijumpai di industri manapun.
Komisaris Independen GTS Internasional, Hari Purnomo memaparkan, ada beberapa alasan perusahaan melakukan IPO. Pertama, memperoleh sumber alternatif pendanaan dan kelangsungan usaha dalam jangka panjang. "Kemudian, lewat IPO akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebagai perusahaan terbuka tentunya kontrol dan tata kelola perusahaan akan lebih baik," paparnya.
Alasan ketiga, lanjut Hari, lewat IPO kredibilitas dan citra perusahaan akan meningkat terhadap partner strategis. "Terakhir, tujuan mendapatkan pendanaan dari publik adalah mengembangkan bisnis demi memberikan kontribusi terhadap penyediaan energi untuk bangsa," tandasnya.
Sebagai tambahan informasi, selama 3 dekade beroperasi, GTS Internasional telah menguasai hampir 90% pangsa pasar pengangkutan LNG di domestik. Adapun operasional kapal-kapal yang mengangkut LNG dari Bontang, pihaknya telah berkontribusi hampir 100%.
Saat ini, GTS Internasional sudah melayani pengangkutan gas di sejumlah area baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri, GTS Internasional melayani sumber Bontang ke Amurang, FSRU Benoa, FSRU Jakarta, FSRU Lampung, dan terminal LNG Arun. Sedangkan untuk luar negeri, GTS Internasional sudah melayani ke beberapa negara yakni Nigeria, Australia, Taiwan, Jepang, dan Rusia.
Selanjutnya: Menjadi Perusahaan Distribusi Energi, HITS Memacu Bisnis FSRU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News