Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) optimistis mampu membukukan kinerja positif di tahun 2021. Penjualan AIMS tahun ini diprediksi bakal tumbuh lebih dari 600% dari tahun lalu.
Mengutip ikhtisar keuangan publik ekspose insidentil AIMS, penjualan tahun ini diproyeksikan tumbuh 677% dari pencapaian 2020 yakni Rp 4,72 miliar menjadi Rp 36,70 miliar. Sementara untuk laba bersih, diprediksi mencapai Rp 630 juta.
"Tahun ini, kami mendapatkan tambahan kuota produksi tambang sebanyak 24 tongkang atau setara 180.000 ton di tahun 2021 dari PT Bumi Petangis di Kalimantan Timur," kata Direktur AIMS M Aditya Hutama Putra dalam public expose insidentil secara daring, Selasa (16/3).
Dengan kuota kontrak eksisting yang diperoleh tahun ini, Aditya optimistis, AIMS bakal membukukan kinerja positif atau membukukan laba di 2021.
Baca Juga: Volume dan harga jual diprediksi naik, ini rekomendasi saham Bukit Asam (PTBA)
Sebagai informasi, di tahun lalu perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan batubara tersebut membukukan laba kotor Rp 231 juta. Namun, pada penghujung tahun perusahaan ini harus membukukan rugi Rp 863 juta.
Aditya menjelaskan, sepanjang tahun lalu pendapatan tersebut belum cukup untuk mendongkrak kinerja keuangan secara signifikan. Apalagi, AIMS harus dihadapkan pada volatilitas harga batubara di tengah gejolak ekonomi akibat serangan pandemi Covid-19 sepanjang tahun lalu.
"Meskipun begitu, ada pertumbuhan aset menjadi Rp 20,78 miliar, sebaliknya terjadi penurunan ekuitas menjadi Rp 12,78 miliar akibat akumulasi kerugian selama tiga tahun sebelumnya," ungkapnya.
Adapun untuk 2021, aset AIMS diprediksi mampu meningkat 6,18% ke level Rp 22,1 miliar dengan ekuitas tumbuh 5% ke level Rp 13,4 miliar. "Tahun lalu, kami memikul beban dan pekerjaan rumah yang tidak ringan di tengah pandemi yang tidak tahu kapan akan selesai," jelas Aditya.
Corporate Secretary AIMS Heriman Setyabudi menambahkan, proyeksi penjualan bisa tumbuh hingga lebih dari 600% tahun ini, murni berasal dari kontrak eksisting dari tambang Bumi Petalis.
Sebagai gambaran, tahun ini Bumi Petangis menargetkan produksi batubara sebanyak 50.000 metrik ton hingga 75.000 metrik ton setiap bulannya. Jumlah tersebut setara hampir dengan 10 tongkang per bulan, dan AIMS kecipratan untuk menjual 2 tongkang setiap bulannya dan total setahun mencapai 24 tongkang.
"Kami masih ingin membujuk (Bumi Petangis) agar mau menambah tongkang lagi di akhir tahun, jadi kami bisa dapat tiga tongkang. Intinya kami yakin 2021 buku bakal biru," kata Heriman.
Tahun ini AIMS juga tengah menyelesaikan pengurusan izin usaha pertambang operasi produksi khusus (IUP-OPK) untuk pengangkutan dan penjualan batubara, disusul izin ekspor atau exportir terdaftar (ET). Kata Heriman, untuk mendapat izin tersebut membutukan proses dan antrian yang cukup panjang, ditambah persyaratan yang cukup berat.
Sejauh ini, AIMS sudah mengantongi izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dalam hal ini dari Gubernur Sumatera Selatan terkati penjualan regional. Namun, untuk mematuhi Undang-Undang No.3 Tahun 2020 tentang Mineral Batubara (Minerba), perusahaan tersebut juga perlu mendapatkan izin penjualan dari pemerintah pusat.
Selanjutnya: Kontrak Adaro berakhir, United Tractors (UNTR) optimistis kontribusi Pama tetap besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News