Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Upaya meningkatkan daya saing industri kaca lembaran dan pengaman terganjal akses energi murah yang belum diperoleh seluruh pelaku usaha.
Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLP) Yustinus Gunawan mengungkapkan, industri kini tengah mengalami kontraksi akibat belum terjadinya peningkatan daya saing.
Pelemahan daya saing disebut timbul akibat akses energi murah yang belum diperoleh secara optimal.
"Daya saing melemah dan tidak akan menguat bila PGN terus-menerus menerapkan sistem kuota di mana industri harus membayar mahal untuk gas non-HGBT. Sementara porsi biaya energi signifikan terhadap produksi," jelas Yustinus kepada Kontan, Senin (23/12).
Baca Juga: Keberlanjutan Program Gas Murah antara Insentif Industri dan Beban Ekonomi
Yustinus melanjutkan, pasar domestik kini juga dihadapkan pada pelemahan daya beli di mana permintaan dari sektor perumahan dan otomotif dalam kondisi stagnan. Beban berat industri sepanjang tahun 2024 turut dipengaruhi oleh maraknya produk impor yang kian melemahkan daya saing industri nasional.
"Dengan utilisasi hanya 70%, diperlukan terobosan harga energi untuk menggenjot pasar ekspor," sambung Yustinus.
Selanjutnya: Harga Pangan di DKI Jakarta: Cabai, Bawang, dan Telur Naik, Senin (23/12)
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Aset Terbaik untuk Uang Anda Saat Ini: 3 Investasi Berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News