Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam aksi korporasi masih gencar dilaksanakan sejumlah perusahaan tanah air di masa pandemi Covid-19. Besar kemungkinan tren serupa akan terus berlangsung di masa mendatang.
Sebagai contoh, Selasa (6/7), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) resmi mengakuisisi 100% saham PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang dimiliki Chevron Standard Limited dalam rangka penyediaan listrik untuk Blok Rokan.
Akhir Juni lalu, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menyetor modal ke PT Grab Teknologi Indonesia sebesar Rp 3,09 triliun atau setara US$ 210 juta.
Selain itu, masih hangat terdengar aksi merger yang melibatkan Gojek dan Tokopedia sehingga menghasilkan perusahaan baru bernama GoTo. Keduanya direncanakan IPO di bursa saham Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca Juga: PLN rogoh kocek Rp 11 triliun demi kelistrikan Blok Rokan
Ada pula perusahaan digital lainnya yaitu Bukalapak yang berencana IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pertengahan Agustus nanti.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, arus kas yang besar menjadi kunci utama bagi sejumlah perusahaan kelas kakap untuk melakukan ekspansi bisnis di tengah masa pandemi Covid-19.
Khusus merger GoTo, ia menyoroti, aksi tersebut dilakukan untuk menaikkan valuasi demi mengejar pendanaan publik. Selanjutnya, IPO dijadikan sebagai exit strategy bagi perusahaan yang tidak lagi mengandalkan kucuran dana investor secara tertutup.
Dia pun menganggap wajar apabila akhirnya perusahaan digital cukup leluasa melakukan aksi korporasi berkat pengelolaan bisnisnya yang mumpuni saat pandemi. “Contohnya Gojek dengan sigap menutup berbagai layanan bisnis yang kurang menguntungkan, kemudian fokus pada layanan pesan antar makanan dan logistik,” kata Bhima, Selasa (6/7).
Bhima melanjutkan, aksi korporasi masih akan marak namun fokusnya lebih melibatkan perusahaan-perusahaan digital skala besar. Ambil contoh pada isu merger Dana dengan Ovo di bidang sistem pembayaran.
Aksi korporasi juga relatif lebih mudah dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan yang tahan banting di masa pandemi.
“Bagi perusahaan yang performanya bisa terjaga positif selama pandemi akan lebih tahan karena dianggap sebagai pemimpin pasar di tengah tumbangnya para pesaing yang tidak bisa bertahan,” imbuhnya.
Selanjutnya: Sejumlah perusahaan gencar lakukan aksi korporasi di tengah pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News