Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan besar masih cukup gencar melakukan berbagai macam aksi korporasi, seperti akuisisi, merger, penambahan modal, hingga rencana pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO).
Terbaru, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) resmi mengakuisisi 100% saham PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) yang dimiliki oleh Chevron Standard Limited.
Berkat akuisisi saham tersebut, PLN akan mengoperasikan aset PLTGU untuk suplai kelistrikan di Blok Rokan yang pada 9 Agustus nanti akan beralih pengelolaannya dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Masih terkait BUMN, pembentukan holding ultra mikro yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) tengah digodok.
Baca Juga: PLN rogoh kocek Rp 11 triliun demi kelistrikan Blok Rokan
Payung hukum pembentukan holding tersebut telah terbit melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 2021 tentang Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
BRI pun akan menggelar RUPSLB yang rencananya dilaksanakan pada 22 Juli 2021 untuk meminta restu pemegang saham dalam rangka pembentukan holding ultra mikro.
Selain itu, ada PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang menyetor modal ke PT Grab Teknologi Indonesia sebesar Rp 3,09 triliun atau setara US$ 210 juta pada 30 Juni 2021 lalu.
Nilai jumbo tersebut setara dengan 3,29% dari modal ditempatkan dan disetor Grab Teknologi. Sebelumnya, EMTK telah memiliki 2,68% saham Grab Teknologi, sehingga total kepemilikan saham mereka menjadi 5,88%.
Baca Juga: PLN siap pasok listrik untuk sektor bisnis dan tambang di Kalimantan
Sayangnya, baik EMTK maupun Grab enggan mengomentari lebih lanjut perihal aksi korporasi yang terjadi baru-baru ini. “Belum ada info dari saya,” imbuh Sekretaris Perusahaan EMTK Titi Maria Rusli, Selasa (6/7).