kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aktif dalam B20, Pertamina Mendukung Akselerasi Transisi Energi Nasional


Rabu, 09 November 2022 / 06:11 WIB
 Aktif dalam B20, Pertamina Mendukung Akselerasi Transisi Energi Nasional
ILUSTRASI. Penyaluran oksigen melalui truk ISO Tank Pertamina.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) terus berperan aktif dalam upaya mitigasi emisi global untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan mencanangkan target mencapai net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat.

Komitmen Pertamina tersebut ditunjukkan dengan memberikan perhatian penuh pada pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui transformasi ekonomi hijau.

Salah satu dukungan penuh akselerasi transisi energi yang dilakukan Pertamina sebagai BUMN yakni dengan berpartisipasi aktif dalam Business 20 (B20) yang merupakan bagian dari Presidensi Indonesia G20, bahkan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas Energi, Keberlanjutan & Iklim (Chair of the Energy, Climate, and Sustainability Task Force) yang bekerja sama dengan para pemimpin bisnis global untuk menangani kebijakan terkait energi dan perubahan iklim.

Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGE) Disebut Masih Jalani Proses Finalisasi Menuju IPO

Forum komunitas bisnis internasional ini menjadi salah satu wadah entitas bisnis untuk berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan berimbang yang mendukung komitmen untuk mencapai Net Zero Emission dan pengembangan EBT.

“Penunjukan Pertamina untuk memimpin Task Force ESC menjadi bukti bahwa BUMN ini memiliki peran penting dalam menyukseskan dekarbonisasi global,” kata Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia (PPI) Fadli Rahman dalam keterangan resmi, Selasa (8/11).

Fadli menambahkan, dunia telah mengalami dua transisi energi di masa lalu, dan di dekade ini merupakan yang ketiga kalinya. Di masa transisi saat ini, ada beberapa konsekuensi.

Di antaranya, terjadi penyesuaian kebijakan dan regulasi, terjadinya perubahan signifikan pada infrastruktur, serta terjadinya peningkatan biaya energi total dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

Investasi dalam transisi energi dan dekarbonisasi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Untuk itu, Pertamina bergerak maju dalam transisi energi sekaligus memungkinkan ketahanan energi untuk Indonesia.

"Pertamina berkomitmen untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan mengembangkan peta jalan dekarbonisasi aset dan pembangunan bisnis hijau,” jelas Fadli.

Baca Juga: Ini Strategi Pertamina Hulu Mahakam Pertahankan Produksi di Lapangan Migas Tua

Ada beberapa tujuan yang diharapkan bisa dicapai Pertamina. Salah satunya yakni bisnis dekarbonisasi dengan tujuan efisiensi energi, membangun pembangkit listrik hijau, mengurangi reduksi seperti gas methan dan lainnya, elektrifikasi armada dan peralatan statis, penangkapan dan penyimpanan karbon, serta menyediakan bahan bakar rendah karbon untuk kendaraan.

Selain itu, Pertamina juga mengembangan bisnis baru di bidang energi baru terbarukan, EV Charging and Swapping, pengembangan energi biru untuk manufaktur dan transportasi, Nature Based Solution, pengembangan baterai, dan biofuels.

“Kami juga telah menerapkan teknologi penyimpanan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk lapangan migas di Jatibarang,” imbuh Fadli.

Dia menambahkan, Pertamina juga merupakan salah satu pemain bidang energi baru terbarukan terbesar di Indonesia. Mulai dari penerapan penggunaan geothermal dalam hal produksi migas, penggunaan panel surya (Solar PV), dan penggunaan biogas.  

"Kami juga menggandeng mitra nasional dan global untuk menjajaki kemitraan dalam program dekarbonisasi dan mempercepat pertumbuhan EBT untuk mencapai Net Zero Emission," jelasnya.

Baca Juga: Pemerintah Tak Akan Naikkan Harga BBM dan Tarif Listrik Tahun Depan

Fadli menegaskan, sebagai perusahaan energi, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian Net Zero Emission di Indonesia, dengan prinsip keterjangkauan dan kewajaran.

“Semua pencapaian tersebut dimulai dengan mengembangkan kebijakan keberlanjutan menyeluruh yang menetapkan tujuan kami untuk diakui sebagai perusahaan yang ramah lingkungan, perusahaan yang bertanggung jawab sosial, dan perusahaan yang menjunjung tata kelola perusahaan yang baik,” pungkas Fadli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×