Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk masih terus merampungkan rencana akuisisi lahan tambang baru tahun ini. Rencana akuisisi lahan tambang batubara baru itu sendiri meleset dari yang target.
Emiten berkode saham ABMM di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah menyisir sekitar 125 site pertambangan baru yang telah dilakukan review untuk segera diakuisisi. Hanya saja sampai saat ini masih terbentur masalah harga yang belum cocok. Alhasil, proses akuisisi lahan masih dalam tahap negosiasi harga.
Direktur Keuangan ABMM, Adrian Erlangga mengatakan, penerbitan surat utang atau global bond sebesar US$ 350 juta untuk menambah belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2018 ini. Capex itu untuk segera merampungkan akuisisi lahan tambang baru.
Saat ini sudah lebih dari 125 lahan tambang batubara yang masuk dalam daftar bidikan ABMM. Adrian menjelaskan, tujuan melaksanakan akuisisi ini lantaran lahan tambang batubara yang ada saat ini tidak cukup untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan.
Sementara dari 125 lahan tambang yang dibidik tersebut, sudah ada satu lahan tambang yang menurut Adrian paling prospek untuk dibeli. Hanya saja, ia masih enggan membeberkan lahan tambang milik perusahaan mana dan siapa. Namun, yang terang, lokasi lahan tambang yang menjadi incaran perusahaan berada di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Ada lima kandidat yang masuk toplist. Tapi hingga saat ini belum ada yang bisa saya sampaikan," terangnya saat konfrensi pers, di Hotel Aston, Jakarta Selatan, Selasa (8/5).
Dari limalahan tambang batubara yang menjadi incaran ABMM itu, memiliki jumlah cadangan yang beragam, yakni dari 10 juta ton sampai 125 juta ton. "Kami mencari batubara dengan jenis kalori medium atau 4.000 Kkcal per kilogram (Kg)," ungkap dia.
Sementara untuk mendukung pembelian akuisisi itu, pihaknya sudah mendapatkan dukungan dari dua bank dengan kisaran nilai sekitar US$ 200 juta dan US$ 150 juta. Sementara dana dari kas internal mencapai US$ 150 juta. Sehingga totalnya mencapai US$ 500 juta. Aktivitas akuisisi ini sangat intens, day to day target akuisisi bulan lalu. Tidak mudah, coal ini lebih banyak cerita dari logistik sehingga kami hati-hati sekali," jelasnya.
Sementara itu, pada tahun 2018 ini pihaknya menargetkan produksi batubara sampai 9 juta ton. Adapun realisasi pada kuartal I sudah mencapai 2,5 juta ton.
Dia juga bilang, saat ini pihaknya akan meningkatkan suplai kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) dari yang sebelumnya hanya 21% menjadi 25% sesuai dengan arahan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Tahun depan ABMM bisa meningkatkan produksi sampai 11 juta ton. "Itu bisa saja nanti di luar dari rencana akuisisi," tandas Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News