Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan harga batubara global bukan halangan bagi PT Alfa Energi Investama Tbk dalam mengembangkan bisnis. Emiten bersandi saham FIRE tersebut menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 2 juta pada tahun 2020.
Direktur Utama PT Alfa Energi Investama Tbk Aris Munandar menyampaikan, dana capex perusahaan di tahun ini akan bersumber dari kas internal. Pihaknya juga belum memiliki rencana penggalangan dana dari eksternal untuk menopang capex perusahaan di tahun ini.
Baca Juga: Alfa Energi Investama (FIRE) membidik volume penjualan sekitar 1,5 juta ton tahun ini
Rencananya, capex FIRE di tahun ini akan digunakan untuk pengadaan alat berat dan persiapan produksi batubara di Blok N yang menjadi wilayah tambang PT Alfaria Delta Persada (ADP) di Kutai Kartanegara, Samarinda. PT ADP merupakan anak usaha FIRE.
Selain itu, FIRE juga tengah mempersiapkan anak usaha lainnya yaitu PT Berkat Bara Jaya (BBJ) untuk memulai proses produksi batubara. Terlebih, PT BBJ sudah memiliki izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP). Perusahaan ini berlokasi di Kutai Barat.
Meski demikian, Aris tidak mau buru-buru memacu produksi batubara melalui PT BBJ. Memang, batubara yang dihasilkan PT BBJ memiliki kalori yang cukup tinggi yakni sekitar 5.000 kcal/kg-6.000 kcal/kg. Namun, jarak tambang tersebut ke pelabuhan terdekat tergolong jauh. Stripping ratio tambang PT BBJ juga cukup tinggi yakni di kisaran level 14.
"Kalau harga batubara global masih di bawah US$ 75 per ton, produksi di BBJ jadi kurang menguntungkan," ungkap dia, Rabu (8/1).
FIRE juga mulai melirik peluang berbisnis di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) berupa panel surya. FIRE memiliki rencana untuk melakukan bisnis panel surya di area pertambangan sebagai pengganti genset.
Baca Juga: Alfa Energi Investama (FIRE) bukukan kenaikan 104,67% di kuartal III 2019
"Panel surya tersebut bisa digunakan untuk keperluan tambang sendiri maupun tambang perusahaan lain," imbuh Aris.
Hanya saja, Aris menyatakan, rencana pengembangan bisnis EBT tersebut masih dalam tahap awal. Agenda bisnis tersebut juga belum disertakan dalam capex perusahaan di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News