Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi hulu migas hingga Juni mencapai US$ 5,21 miliar. Pencapaian semester I ini belum mencapai separuh dari target tahun 2019.
Angka realisasi investasi hingga Juni itu setara dengan 35,22% dari target tahun ini yang berada di angka US$ 14,79 miliar. Kendati demikian, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, investasi di hulu migas menunjukkan tren yang positif.
Dibandingkan tahun lalu, kata Dwi, realisasi investasi semester I masih lebih baik, karena naik 16% dari capaian pada semester I tahun 2018 yang sebesar US$ 4,5 miliar. "Investasi hulu migas sempat mencapai titik terendah dalam 5-6 tahun belakangan, namun kini mulai membaik," ujar Dwi dalam paparan kinerja Semster I-2019 di kantor SKK Migas, Jum'at (19/7).
Dwi meyakini, tren positif itu akan terus berlanjut pada Semester II. Hal itu lantaran adanya Komitmen Kerja Pasti (KKP) pada proyek pengembangan dan eksplorasi yang mencapai US$ 2,4 miliar. "Diharapkan terus berlanjut di semester II (peningkatan investasi). Khususnya di eksplorasi dengan adanya KKP US$ 2,1 miliar," terang Dwi.
Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Fatar Yani menuturkan kegiatan eksplorasi juga menunjukkan capaian yang positif. Fatar bilang, kegiatan pengeboran eksplorasi tercatat naik dari 11 sumur pada Juni tahun 2018 menjadi 18 sumur pada Juni 2019.
Peningkatan juga terjadi pada kegiatan pengembangan dari 129 sumur pada Juni 2018 menjadi 135 sumur hingga Juni tahun ini. Kegiatan workover juga meningkat dari 324 sumur pada juni 2018 menjadi 340 sampai Juni 2019.
SKK Migas juga optimistis akan ada tambahan proyek migas yang mulai beroperasi di sisa tahun ini. Fatar menyampaikan, akan ada 9 proyek migas yang dijadwalkan onstream dari Juli hingga Desember 2019.
Menurut Dwi, beroperasinya sejumlah proyek tersebut akan turut menggenjot produksi dan lifting migas nasional. Dwi mengungkapkan, saat ini memang terjadi decline sekitar 3%. "Proyek-proyek tersebut dapat menggantikan lapangan lain yang sudah decline. Karena kalau tidak melakukan apa-apa natural decline bisa mencapai 20%," tutur Dwi.
Adapun hingga semester I 2019, realisasi lifting migas nasional tercatat sebesar 1,8 juta barel setara minyak per hari atau barrel oil equivalent per day (boepd). Jumlah itu setara dengan 89,1% dari target 2,02 juta boepd dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Rinciannya, lifting minyak tercatat sebesar 752.000 bph atau 97,03% dari target 775 ribu bph. Sedangkan realisasi lifting gas 5.913 mmscfd atau 86% dari target 7.000 mmscfd.
Terkait dengan lifting, Fatar Yani memprediksi, capaian lifting minyak sampai akhir tahun berada di kisaran 97%-98%, atau 755 ribu barel per hari. "Sedangkan untuk lifting gas tidak jauh dari target," ujar Fatar.
Sampai dengan 30 Juni 2019, SKK Migas mencatat sebanyak 13 persetujuan rencana pengembangan lapangan atau plan of development (POD) sudah disetujui dan memberikan potensi tambahan cadangan migas sebesar 132 juta setara barel minyak (MMboe).
Jumlah tersebut secara akumulasi menghasilkan rasio penggantian cadangan reserve replacement ratio (RRR) sebesar 23,85 persen dari target APBN 2019. Revisi persetujuan POD pertama Lapangan Abadi yang telah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 5 Juli 2019 secara otomatis akan meningkatkan angka RRR menjadi 300%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News