Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup edukasi, Zenius mendapatkan pendanaan Pra-Seri B walaupun jumlah yang tidak diungkapkan. Kali ini suntikan dana tersebut berasal dari investor baru seperti Alpha JWC Ventures dan Openspace Ventures.
Mereka bergabung dengan Northstar, Kinesys, dan BeeNext yang telah lebih dulu mendukung Zenius melalui pendanaan Seri A di bulan Februari 2020 lalu. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan platform dalam memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.
Direktur Openspace Ventures Ian Sikora mengatakan, Zenius adalah salah satu perusahaan teknologi pendidikan yang paling menjanjikan. Selama lebih dari satu dekade, mereka telah menunjukkan rekam jejak dengan memperlihatkan hasil pembelajaran yang terbukti berhasil dan menciptakan kembali core business-nya seiring dengan munculnya medium-medium baru.
"Kami percaya rekam jejak tersebut akan menjadi faktor pembeda utama dalam lanskap pendidikan yang berkembang pesat, dan kami berharap putaran baru pendanaan ini akan mendorong pertumbuhan Zenius lebih jauh," terang Ian dalam keterangan resmi, Selasa (5/1).
Baca Juga: Rencana merger Gojek-Tokopedia akan lahirkan super ekosistem bisnis
Partner & Investment di Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi mengatakan, dampak yang diberikan Zenius kepada ribuan pelajar Indonesia benar-benar unik. Zenius tidak hanya membuat para siswa diterima di universitas impian mereka, tetapi juga mengajarkan keterampilan berpikir yang nyata.
"Kami berbagi visi ini dengan Zenius, dan kami percaya bahwa bersama-sama, kami akan dapat mengubah lebih banyak kehidupan menjadi lebih baik dan menciptakan negara yang lebih berkembang," ujarnya.
Sepanjang 2020, Zenius memperlihatkan pertumbuhan yang kuat. Pendapatan perusahaan tumbuh lebih dari 70% pada semester kedua tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Zenius dianggap menjadi pemimpin pasar di segmen live class, dengan jumlah pertumbuhan pengguna lebih dari 10 kali lipat semenjak peluncurannya pada Maret 2020 hingga Desember 2020, dan memiliki tingkat retensi pengguna lebih dari 90%.
Hampir 50% pendapatannya saat ini berasal dari segmen live class. Saat ini, kelas-kelas di Zenius rata-rata menerima rating 4,9 dari 5, dengan jumlah kehadiran rata-rata mencapai 400 siswa, dan memecahkan rekor dengan 10.000 pengguna dalam satu sesi matematika selama 60 menit.
Pada Agustus 2020, Zenius merilis survei internal yang memperlihatkan lebih dari 15.000 penggunanya lulus ujian masuk perguruan tinggi nasional (UTBK). Secara umum, alumni Zenius telah diterima di 85 universitas negeri dan 8 politeknik, baik di dalam maupun luar negeri.
Sebagian besar siswa mengaitkan keberhasilan UTBK mereka dengan video konsep Zenius, penjelasan dari tutor yang mudah, dan latihan pertanyaan yang membantu mereka dalam mengatasi kesenjangan keterampilan tertentu, yang semuanya memungkinkan mereka untuk mencerna konsep yang sulit dengan mudah.
“Sejalan dengan tujuan kami untuk membawa kompetensi Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia ke tingkat global, kami terus bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan fitur baru yang akan membantu siswa mendapatkan hasil pembelajaran terbaik melalui teknologi kami," kata CEO Zenius Rohan Monga.
Baru-baru ini, Zenius meluncurkan fitur Automated Doubt-Solving melalui aplikasi kami dan WhatsApp. Fitur ini akan memberikan solusi kepada siswa hanya dengan menggunakan kamera di ponsel mereka.
Sistem kemudian akan merekomendasikan video dan pertanyaan latihan untuk menjelaskan proses di balik solusi tersebut dan memungkinkan siswa secara aktif menerapkannya dalam rangkaian pertanyaan latihan yang diberikan.
"Hal ini akan menciptakan pengalaman belajar lebih mendalam yang berkontribusi pada pemikiran kritis siswa dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang sulit dan konsep masa depan," ujarnya.
Selanjutnya: Tahun 2021 Modal Ventura Mengincar Startup yang Berpotensi Mengempit Profit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News