kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: medan tempur open sky tak sama


Senin, 01 Desember 2014 / 07:25 WIB
Analis: medan tempur open sky tak sama
ILUSTRASI. Ucapan Hari Donor Darah Sedunia 2023 bisa dijadikan caption di media sosial.


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

TAHUN depan jalur penerbangan bebas di wilayah negara Asia Tenggara alias ASEAN Open Sky akan diterapkan. Berikut ini tanggapan Ketua The Indonesian National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo:

Kami tidak mempermasalahkan pemberlakukan penerbangan bebas atau ASEAN Open Sky pada tahun 2015. Pasca open sky berlaku nanti, hak terbang maskapai asing di Indonesia akan lebih maksimal. Frekuensi terbang yang semula terbatas, nanti akan semakin banyak.

Nah saat ini, lebih dari 35% penerbangan di wilayah Asia Tenggara terhubung dengan Indonesia. Jadi sebenarnya kalau kita tidak bergabung dalam jalur penerbangan bebas ASEAN itu, justru kita yang nanti akan kesulitan.

Sayangnya, sejauh ini platform bisnis penerbangan di Indonesia belum mendukung maskapai penerbangan nasional. Padahal paling tidak sebaiknya performa maskapai penerbangan tanah air itu setara dengan maskapai asing yang akan masuk ke Indonesia. 

Antara lain aturan harga avtur, aturan sewa pesawat dan aturan tarif batas atas. Tak terkecuali aturan bea masuk impor komponen pesawat. Sejumlah aturan itu menjadi tantangan maskapai penerbangan kita.

Padahal kalau nanti terjadi persaingan antar maskapai maka akan diserahkan kepada mekanisme pasar. Sejauh ini, kalau mau kuat-kuatan, kendala kita dengan maskapai asing itu berbeda. Jadi kita nanti akan bermain di medan pertempuran yang sebenarnya tidak sama.

Selain itu, pemerintah juga perlu memikirkan soal potensi kepadatan di lima bandar udara (bandara) yang disediakan untuk penerapan open sky nanti. Harus diatur agar pembagian slot penerbangan cukup sehingga tidak akan menimbulkan masalah. 

Kelima bandara itu adalah Kualanamu Medan, Soekarno-Hatta Tangerang, Juanda Surabaya, Ngurah Rai Bali dan Sultan Hasanuddin Makassar.

Menjelang berlakunya open sky, ada beberapa maskapai ASEAN yang mulai berekspansi ke indonesia seperti dari Singapura, Thailand dan Filipina. Sementara maskapai di tanah air kebanyakan mengincar kota-kota seperti Singapura, Bangkok dan Kuala Lumpur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×