Reporter: Namira Daufina | Editor: Harris Hadinata
JAKARTA. Maskapai penerbangan dalam negeri sudah mulai bersiap menyambut open sky policy, yang merupakan bagian dari masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Tahun depan, akan mulai berlaku single aviation market.
Salah satu yang sudah mempersiapkan diri adalah PT Sriwijaya Air. Rute baru yang diresmikannya beberapa waktu lalu yakni Medan – Terengganu dan Malaysia – Ipoh adalah upaya untuk menggali cuan ketika nanti saatnya open sky tiba.
Sriwijaya juga sudah memiliki rencana-rencana ekspansi lain. Namun maskapai ini masih tutup mulut terkait rencana tersebut. “Belum bisa dibeberkan karena menunggu persetujuan pemerintah,” kata Agus Soedjono, Corporate Communication PT Sriwijaya Air kepada KONTAN, Jumat (28/11).
Yang pasti menurut Agus ketika ada peluang pasar dan niche market yang menjanjikan, jelas Sriwijaya akan masuk ke rute tersebut. Sebagai informasi saat ini Sriwijaya sudah melayani rute internasional ke China, Malaysia dan Banglades.
Sriwijaya juga terus berusaha meningkatkan kepuasan pelanggan. Sebab, maskapai in menilai penumpang yang loyal akan menjadi nilai tambah dalam meminimalisir efek menurunnya jumlah penumpang pada masa open sky mendatang. Dengan keyakinan penumpang Sriwijaya termasuk loyal, maskapai ini yakin bisa bersaing tahun depan.
PT Garuda Indonesia Tbk juga sudah mulai berbenah. Perusahaan ini sudah bergabung dengan Sky Team sejak Maret 2014 lalu. Sky Team adalah aliansi global 20 perusahaan penerbangan di dunia.
Langkah ini akan menjadi pintu masuk bagi emiten berkode GIAA ini untuk mengakses layanan penerbangan ke 1.064 kota tujuan di 178 negara dunia yang dilayani oleh Sky Team dengan cukup menggunakan 1 tiket. “Itu memang bagian dari menghadapi open sky,” kata Pujobroto, Vice President Corporate Communication Garuda.
Garuda juga terus menambah pembukaan rute penerbangan langsung miliknya. Sampai saat ini saja, Garuda sudah melayani penerbangan ke Amsterdam, Abu Dhabi, Tokyo, India, Filipina hingga London.
Garuda juga akan terus berbenah secara internal. “Pesawat dalam lima tahun akan kami ganti,” kata Pujobroto. Ini sebagai bagian dari mempertahankan kepuasaan penumpang sehingga tidak berpindah ke lain hati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News