kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: properti jatuh ke titik terendah


Jumat, 29 Agustus 2014 / 08:10 WIB
Analis: properti jatuh ke titik terendah
ILUSTRASI. Tidak Perlu Banyak Skincare, Ini Cara Mencerahkan Wajah Alami yang Bisa Dilakukan


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

Secara riil, permintaan properti memang melambat di sepanjang semester I 2014. Pelambatan akan berlanjut hingga akhir tahun. Ini dampak dari kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) serta kebijakan loan to value yang diterapkan regulator.

Efek kebijakan LTV membesar karena ditambah larangan kucuran kredit bagi rumah inden. Selain itu, bisnis properti secara umum memang mengalami siklus lima tahunan. Puncak permintaan terjadi pada tahun 2012 lalu. Tahun ini, permintaan properti jatuh di titik terendah. Nantinya, akan mencapai titik puncak lagi pada tahun 2017 mendatang.

Tapi, perlambatan tidak terjadi di semua segmen. Dari tiga segmen properti, segmen residensial tetap tinggi permintaannya. 
Sebab, ada backlog 15 juta rumah. Sejak tahun 2000, pengembang hanya mampu membangun 400.000 rumah setiap tahun. Padahal, per tahun ada permintaan 700.000 rumah. Inilah yang menyebabkan permintaan tetap tinggi secara riil.

Segmen komersial dan segmen industrial paling terkena dampak perlambatan industri properti. Mengapa? Sebab tahun ini adalah tahun pemilu. Para pelaku bisnis properti menunggu hasil pemilu. Penting bagi pelaku pasar mengetahui kebijakan pemerintah baru di industri properti.

Memang, ada juga faktor lain. Ada fenomena broker properti yang kerap menyerap suplai properti dan menahan suplai supaya harga tetap melambung. Tapi, fenomena ini tidak terjadi di semua daerah. Tren ini terjadi di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Surabaya, Balikpapan yang memang prospeknya besar.

Di masa mendatang, faktor yang mempengaruhi permintaan properti adalah kebijakan BI rate. Ada potensi BI akan menaikkan BI rate di kuartal IV tahun ini untuk mengantisipasi kenaikan bunga The Fed. Jika ini terjadi, permintaan akan turun dan industri properti semakin melambat.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×