kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aneh, Indonesia Masih Impor Mebel Rotan


Kamis, 15 Juli 2010 / 10:27 WIB
Aneh, Indonesia Masih Impor Mebel Rotan


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Walaupun menjadi negara penghasil rotan, bukan berarti Indonesia menjadi satu-satunya produsen mebel berbahan baku rotan. Buktinya, negeri yang kaya rotan ini dalam catatan perdagangan masih mengimpor produk mebel berbahan baku rotan.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan, impor mebel dari rotan Januari-April 2010 tersebut mencatat nilai US$ 386.805 atau sekitar 183.108 kg. Jumlahnya naik 31,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 294.462 atau seberat 124.275 kg.

Hanya saja, dari tahun ketahun, angka impor mebel dari bahan baku rotan tersebut mengalami penurunan. Catat saja tahun 2005 lalu, realisasi impor mebel berbahan baku rotan mencapai US$ 1.605.224 dengan volume 1.818.795 kg. Kemudian realisasi impor tersebut terus menyusut hingga 2008.

Salah satu pemicu penurunan impor tersebut adalah adanya pembatasan ekspor bahan baku rotan dari pemerintah. Dus, industri mebel bahan baku rotan di luar negeri kekurangan pasokan. Asal tahu saja, saat ini pemerintah memberlakukan pembatasan ekspor dengan membikin kuota ekspor bahan baku rotan.

Ketua Bidang Pemasaran Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO), Andre Sundriyo menyebutkan impor mebel dari bahan baku rotan itu merupakan salah satu bentuk tingginya efisiensi pabrikan mebel di luar negeri. “Padahal jelas kalau bahan bakunya itu dari Indonesia,” kata Andre kepada KONTAN, Kamis (15/7).

Andre menyebutkan, selain masalah efisiensi, Indonesia masih mengimpor mebel rotan karena tertinggalnya kemajuan desain produsen mebel Indonesia. “Alasan membeli mebel rotan itu adalah harga; kemudian desain,” terangnya.

Walaupun menyayangkan adanya impir mebel berbahan baku rotan tersebut, Andre mengindikasikan adanya ancaman terhadap industri rotan di dalam negeri yang sudah mulai tiarap. Pasalnya, dari segi ekspor bahan baku rotan tercatat selama Januari April mengalami kenaikan dari 7.21.876 kg tahun 2009 menjadi 10.463.027 kg. “Kinerja industri mebel rotan sudah mulai turun,” keluhnya.

Sementara ekspor mebel bahan beku rotan dari Indonesia mengalami penurunan dari 28.823.387 kg untuk bulan Januari-April tahun 2009 menjadi 25.378.550 kg. “Yang mengalami pertumbuhuan itu adalah industri mebel rotan di luar negeri bukan di Indonesia,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×