Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Nilai kontrak proyek prasarana kereta api ringan atau Ligh Rail Transit (LRT) Palembang mengalami perubahan. Nilai proyek yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk tersebut turun menjadi Rp 10,9 triliun dari perjanjian kontrak sebelumnya sebesar Rp 12,5 triliun.
Perubahan nilai kontrak tersebut dilakukan oleh Kementerian Perhubungan lewat penandatangan Adendum Kontrak 1 yakni nilai proyek LRT Palembang pada Kamis (16/2). Penandatanganan tersebut dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Kereta Api Ringan/LRT, Suranto dengan Kepala Divisi 1 Waskita Joko Herwanto.
Sebelumnya pada tanggal 30 Juni 2015 lalu, telah ditandatangani kontrak pagu senilai Rp 12,5 triliun dengan nomor 01/KNT/LRTSS/VI/2016 dan 01/WK-Kemenhub.LRT/D.II/2016.
Besaran adendum berupa pengurangan nilai kontrak yang ditandatangani saat ini merupakan hasil evaluasi konsultan SMEC International Pty Ltd yang ditunjuk berdasarkan kontrak tanggal 14 Oktober 2016 dengan Ditjen Perkeretaapian.
Nilai adendum kontrak tersebut masih dimungkinkan untuk perubahan tambah kurang sesuai prestasi atau kondisi di lapangan. Besaran nilai terhadap pembangunan akan dibayarkan setelah mendapat verifikasi dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Penandatanganan Adendum kontrak 1 ini merupakan tindak lanjut dari amanah dari Perpres Nomor 116 Tahun 2015 yang telah diubah dengan Perpres 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT di Provinsi Sumatera Selatan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono mengatakan progress Pembangunan fisik Prasarana LRT Sumatera Selatan saat ini sudah mencapai 34%. "Kita optimis akan selesai sesuai target sehingga dapat menyukseskan penyelenggaraan Asian Games 2018.” kata Prasetyo dalam keterangan resminya, Kamis (16/2).
Lokasi pembangunan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin s/d Komplek Olahraga Jakabaring dan saat ini sedang dilakukan pembangunan jembatan Sungai Musi dan diharapkan dapat selesai pada Desember 2017.
Pembangunan LRT Sumatera Selatan dengan total panjang 23,4 km menggunakan lebar jalur 1.067 mm. Ruang lingkup pembangunan terdiri dari jalur sebagian besar merupakan jalur layang, 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk 9 gardu listrik) dan 1 depo dengan kapasitas 14 train set masing-masing terdiri dari 3 kereta. Adapun masing-masing kapasitas kereta adalah 180-250 penumpang. Untuk pengadaan sarana LRT ditugaskan kepada PT KAI.
Pembangunan LRT Sumatera Selatan ini telah dimulai sejak 21 Oktober 2015 dan ditargetkan akan selesai pada 30 Juni 2018 dengan tujuan meningkatkan transportasi perkotaan melalui percepatan waktu tempuh, mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan transportasi di Sumatera Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News