Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) melaporkan kinerja pendapatan senilai US$ 657,5 juta serta volume penjualan sebesar 532,2 ribu ton atau 66,3% dari total pendapatan per kuartal III-2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KRAS, Tardi mengatakan, KRAS masih berhasil membukukan pendapatan di tengah tantangan operasional akibat tidak beroperasinya pabrik Pabrik Hot Strip Mill (HSM) milik perseroan. Maklumlah, pabrik HMS merupakan penopang utama pendapatan KRAS selama ini.
“Dengan rincian pendapatan produk baja senilai US$ 436,1 juta dan non baja US$ 221,4 juta,” ungkap Tardi, dalam Paparan Publik Virtual, Senin (30/12).
Jika merujuk laporan keuangan, pendapatan KRAS hingga kuartal ketiga anjlok 47,95% year on year (yoy) dari sebelumnya US$ 1,26 miliar pada kuartal ketiga 2023.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Targetkan Volume Penjualan Capai 1,7 Juta Ton di Tahun 2025
Sementara untuk laba bruto, angkanya secara konsolidasi tercatat US$ 64,3 juta per akhir September 2024. Angka ini mengalami penurunan 39,90% yoy dari US$ 106,79 juta.
Di samping itu, lanjut Tardi, KRAS juga mampu menurunkan beban umum dan administrasi hingga 12% yoy menjadi US$ 69,51 juta. Hal ini merupakan bentuk upaya KRAS di tengah tidak beroperasinya fasilitas produksi utama perseroan.
“Perseroan pun secara konsisten memberikan kontribusi kepada Negara dalam bentuk pembayaran pajak sebesar Rp1,83 triliun sampai dengan kuartal III- 2024,” ujarnya.
KRAS Group juga telah merampungkan sejumlah proyek strategis di sepanjang 2024. Beberapa proyek tersebut di antaranya proyek pipa baja untuk transmisi gas bumi Cirebon-Semarang oleh PT Krakatau Pipe Industries, Desal-Demin Water di Plant Sumbawa, Nusa Tenggara Barat oleh PT Krakatau Tirta Industri serta proyek Integrated Warehouse Stage #2 dan pengadaan Kapal Tunda oleh PT Krakatau Bandar Samudera.
Selain itu Perseroan di tahun 2024 berhasil melaksanakan Long Term Supply Agreement sebesar total 1.256.000 ton dengan rincian Hot Rolled Coil 786.000 ton dan Cold Rolled Coil sebesar 470.000 ton.
Hingga akhir September lalu, KRAS membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 185,22 juta. Angka ini membengkak dari sebelumnya US$ 61,40 juta pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Fokus Memperbaiki Kinerja
Selanjutnya: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 17,1 Trilun untuk Renovasi Sekolah
Menarik Dibaca: Manfaat Teh dan Kopi untuk Tanaman Lidah Buaya, Begini Cara Menggunakannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News