Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menargetkan Pabrik Hot Strip Mill (HSM) akan beroperasi kembali di awal tahun 2025 mendatang.
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar menuturkan, KRAS telah merampungkan program recovery switch house untuk persiapan memasok kembali kebutuhan gulungan baja (hot rolled coil atau HRC) dalam negeri mulai bulan Januari 2025.
“Dalam 1-2 hari ke depan pabrik HSM akan mengeluarkan HRC. Pada Januari 2025 akan kembali memasok HRC dalam negeri,” ungkap Akbar, dalam Paparan Publik Virtual, Senin (30/12).
Pemulihan kinerja KRAS secara operasional ini diharapkan dapat menunjang performa perusahaan untuk tahun depan.
Baca Juga: Permintaan Baja Nasional Diprediksi Tumbuh 5,5%, Ini Upaya Krakatau Steel
Dengan demikian, pihaknya memproyeksikan akan ada peningkatan pendapatan dan volume penjualan baja di tahun 2025. Akbar menyebut, secara volume penjualan, KRAS menargetkan penjualan mencapai 1,7 juta ton secara konsolidasi.
“Pada 2025 kami menargetkan volume penjualan sebesar 1,7 juta ton secara konsolidasi. Ini seiring dengan beroperasinya dan reaktivasinya fasilitas pabrik HSM 1 yang KRAS miliki,” tuturnya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KRAS, Tardi menambahkan, pihaknya juga berharap restrukturisasi utang perseroan dapat rampung di tahun 2025.
Dengan rampungnya restrukturisasi utang KRAS, sambung Tardi, akan ada perbaikan secara balance sheet atau neraca. Di mana, utang-utang yang sudah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan jangka waktu yang cukup memadai untuk membantu menyehatkan cashflow KRAS ke depan.
“Dengan demikian di 2025 kita mengharapkan performa cukup baik dari sisi neraca maupun PNL (Profit and Loss). Tapi kami tidak bisa sampaikan secara angka namun kami meyakini perbaikan dari sisi neraca an PNL di 2025 akan menunjukkan angka yang signifikan,” jelasnya.
Merujuk laporan keuangan, kinerja KRAS hingga September 2024 masih tertekan. Pendapatan KRAS hingga kuartal ketiga anjlok 47,95% year on year (YoY) dari sebelumnya US$ 1,26 miliar menjadi US$ 657,5 juta.
Hingga akhir September lalu, KRAS membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 185,22 juta. Angka ini membengkak dari sebelumnya US$ 61,40 juta pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya: Cuan 20,8% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (31 Desember 2024)
Menarik Dibaca: Pilihan Bunga Membawa Keberuntungan saat Perayaan Tahun Baru 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News