Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Angkasa Pura I kesulitan dalam pengadaan lahan guna perluasan bandara. Menurut Head of Corporate Planning and Performance Angkasa Pura I, Yudha Prana Sugardha, berdasarkan identifikasi yang dilakukan Angkasa Pura I ada dua bandara besar yang pengembangannya sampai saat ini terkendala oleh pembebasan lahan yang belum selesai.
Pertama, Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarmasin yang pengembangannya membutuhkan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun. Kedua, Bandara Baru Yogyakarta yang pembangunannya membutuhkan dana Rp 5 triliun.
Yudha mengatakan sampai saat ini pengadaan lahan untuk ke dua bandara tersebut belum juga bisa selesai dilakukan. Permasalahan tersebut salah satunya dipicu oleh harga lahan yang sampai saat ini belum juga disepakati dan penolakan masyarakat.
"Harga lahannya tiap menit selalu berubah, itu yang membuat sulit, dan membuat kami tidak bisa mematok harga lahan," kata Yudha pekan kemarin.
Yudha mengatakan bahwa ada beberapa alternatif yang saat ini sedang ditempuh oleh Angkasa Pura I untuk mengatasi hambatan lahan tersebut. Salah satunya, dengan melakukan reklamasi pantai.
Alternatif ini dilakukan dalam pengembangan Bandara Juanda, Surabaya. "Reklamasi tidak jauh dari bandara eksisting jadi satu opsi bagi kami, tapi itu butuh investasi luar biasa," katanya.
Walaupun dari sisi pembebasan lahan sampai saat ini masih menghambat, banyak investor yang sudah menyatakan keinginan mereka untuk ikut mengembangkan bandara yang dikembangkan oleh Angkasa Pura I. Setidaknya sudah ada 13 bandara yang sudah diminati investor asal Eropa, India. Salah satunya, Bandara Lombok.
"Bandara kita memang cukup atraktif dan menarik bagi strategic investor makanya kemarin sudah banyak yang tawarkan kerjasama," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News