Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Angkasa Pura I (AP I) terus berekspansi. Setelah anak usahanya mengambilalih operator terminal kargo Bandara Juanda, Surabaya oleh dari PT Jasa Angkasa Semesta (JAS), kini AP I juga ingin mencicipi bisnis terminal kargo di Bandara Ngurah Rai, Bali yang tengah dipegang oleh JAS.
Seperti diketahui, operasional terminal kargo Juanda saat ini masih kisruh karena dipegang dua operator, yakni PT Angkasa Pura Logistik, anak perusahaan AP I dan JAS. Padahal penanganan barang kargo dalam satu atap berpotensi terjadi kesalahan. "Intinya, kami akan melaksanakan amanah undang-undang, sebagai BUBU (Badan Usaha Bandar Udara)," terang Israwadi, Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura 1 kepada KONTAN, Jumat (20/1).
Israwadi menjelaskan, pihaknya memiliki kewajiban mengelola terminal barang, jasa bandar udara, dan logistik. Hal itu merujuk pada Undang-Undang No 1/2009 Pasal 232 selaku BUBU melaksanakan AP1 melaksanakan pelayanan jasa kebandarudaraan, seperti fasilitas terminal untuk angkutan penumpang, kargo dan pos. Sehingga tempat penimbunan sementara berada di lokasi Lini 1. "Pada praktiknya menunggu sampai akhir kontrak habis," ujarnya.
Saat ini, AP 1 berkewajiban mengelola terminal di Lini 1. Artinya, AP 1 harus mengawasi betul barang yang masuk dari luar sampai dengan masuk ke terminal bandara. Adalah tugas operator untuk memastikan barang yang masuk ke bandara. Sementara, operator jasa terkait lain (swasta) boleh menerima layanan berikutnya.
"Yang menjadi persoalan, mereka juga punya kontrak dengan maskapai. Sedangkan periode kontrak antara operator jasa tersebut dengan AP 1 maupun maskapai, bisa jadi tidak sama," katanya.
Meski masih belum jelas, AP 1 juga akan menerapkan aturan serupa pada bandara lain. Termasuk Bandara Ngurah Rai, Bali. Hanya saja, saat ini AP 1 tengah menunggu masing-masing kontrak penyedia jasa, habis kontrak dengan mitra maskapai mereka. "Memang tidak mudah menerapkan aturan dengan kondisi yang sudah terjadi," ungkapnya.
Martha Lory Fransisca, Corporate Communication JAS, menyatakan, pengelolaan terminal kargo di Bandara Juanda saat ini memang masih ditangani dua operator. Pihak manajemen belum mengetahui secara pasti alasan tersebut. "Masih stagnan sejak dulu, dan belum berubah. Dari segi keamanan memang enggak baik," ujar kepada KONTAN, Jumat (20/1).
Pihaknya mengembalikan pengelolaan tersebut pada faktor keamanan. Menurutnya, pihak-pihak terkait bisa memahami kebutuhan dan permintaan maskapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News