kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.705   1,00   0,01%
  • IDX 8.677   -9,12   -0,11%
  • KOMPAS100 1.190   -4,09   -0,34%
  • LQ45 853   -1,76   -0,21%
  • ISSI 310   0,09   0,03%
  • IDX30 438   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 507   1,46   0,29%
  • IDX80 133   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 138   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 139   0,30   0,22%

Percepat Industri Bioplastik, Pelaku Usaha Teken Komitmen Bersama di AIGIS 2025


Sabtu, 23 Agustus 2025 / 10:41 WIB
Percepat Industri Bioplastik, Pelaku Usaha Teken Komitmen Bersama di AIGIS 2025
ILUSTRASI. Komitmen ini ditegaskan dalam ajang The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat (22/8/2025)


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah darurat sampah plastik nasional yang mencapai 10–12 juta ton per tahun, pemerintah bersama pelaku industri bersepakat mempercepat adopsi bioplastik sebagai solusi ramah lingkungan.

Komitmen tersebut ditegaskan dalam ajang The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang digelar di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Baca Juga: Usai Pesta HUT ke-80 RI, DLH Jakarta Angkut 79 Ton Sampah dari Monas

Kesepakatan ini diinisiasi oleh Asosiasi Material Berkelanjutan Indonesia (AMBI), Greenhope, dan Global Green Growth Institute (GGGI), serta dihadiri perwakilan Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Bappenas.

Ketua Umum AMBI Tommy Tjiptadjaja menegaskan, percepatan adopsi bioplastik harus segera diwujudkan agar berdampak signifikan terhadap pengurangan sampah plastik.

“Kami berharap industri bioplastik bisa memberi kontribusi nyata dalam membantu pemerintah mencapai target penyelesaian masalah sampah pada 2029,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menekankan pentingnya regulasi yang adaptif terhadap inovasi.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa pelaku usaha. Karena itu regulasi harus mengikuti inovasi, bukan sebaliknya,” kata Diaz.

Adapun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, percepatan transformasi hijau di sektor manufaktur merupakan keniscayaan.

Baca Juga: Pemerintah Finalisasi Perpres Pembangkit Listrik Sampah, Hapus Skema Tipping Fee

Target Net Zero Emission (NZE) sektor manufaktur bahkan dimajukan menjadi tahun 2050, lebih cepat dari rencana semula 2060.

“Sektor manufaktur menyumbang 30% emisi gas rumah kaca dan 40% polusi udara. Karena itu, produk ramah lingkungan harus segera diperluas agar Indonesia lebih kompetitif,” jelas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×