kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

AP II Fokus Kembangkan Bisnis Non Aeronautika


Selasa, 23 Februari 2010 / 15:24 WIB


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test


JAKARTA. Menyusul segera beroperasinya Perum Khusus Navigasi Penerbangan, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II memutuskan untuk fokus mengembangkan bisnis non aeronautika.

Hal itu, menurut Executive General Manager AP II Bandara Soekarno-Hatta Hariyanto, lantaran bisnis aeronautika yang selama ini menyumbang 80% pendapatan perseroan akan diambil alih Perum Khusus Navigasi Penerbangan setelah beroperasi nanti. Pemisahan bisnis aeronautika khususnya air traffic services provider (ATS) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 1/2009 tentang Penerbangan.

"Tapi saya perkirakan tidak akan drastis penurunan pendapatannya, karena ada bagian pendapatan ATS yang dibagi ke AP. Seperti landing fee, parkir pesawat, dan passenger service charge (PSC) yang sebagian masuk ke kami. Tapi komposisinya saya belum tahu berapa, karena masih dibahas pemerintah," kata Hariyanto, Selasa (23/2).

Selain masih mendapat bagian atas sejumlah pendapatan ATS, pemerintah kemungkinan juga harus membayar cost recovery atas peralatan navigasi milik AP yang nantinya digunakan Perum tersebut. Seperti radar dan peralatan sistem navigasi lainnya.

"Tapi karena di 2010 ini ATS mau dipisahkan, kami berkomitmen meningkatkan pendapatan dari non aeronautika. Sehingga yang tadinya menyumbang 20% dari total pendapatan, secara bertahap bisa naik kontribusinya menjadi 25% tahun ini," jelasnya.

Sekedar informasi, pendapatan aeronautika merupakan pendapatan yang diperoleh perseroan dari jasa melayani lalu lintas udara. Misalnya jasa panduan, landing fee, parking fee, jasa penyimpanan pesawat di apron, dan PSC.

Sementara pendapatan non aeronautika adalah pendapatan di luar jasa pelayanan lalu lintas udara. Seperti biaya konsesi restoran, sewa lahan di wilayah AP, sewa bilboard, dan sebagainya. "Nah yang mau kami kembangkan dari bisnis non aeronautika adalah pergudangan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta," ujar Hariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×