Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto
"Namun aspek keamanan dan keselamatan tetap harus dijaga. Apalagi bandara merupakan pintu gerbang bagi pergerakan banyak orang antar negara. Angkasa Pura II mengikuti imbauan pemerintah serius melindungi masyarakat," katanya.
Di sisi lain, Awaluddin memastikan bahwa proteksi tersebut akan dilakukan tanpa merugikan pihak lain apalagi menakut-nakuti masyarakat. “Jadi proteksi dilakukan secara halus bukan dengan menakut-nakuti orang, tidak. Nanti justru timbul dampak lain dan kita tidak ingin itu terjadi,” ujarnya.
Baca Juga: AP II gelontorkan investasi Rp 500 miliar untuk Bandara Jenderal Besar Soedirman
Menurut Awaluddin dalam melakukan pengetatan pengawasan penumpang internasional ini, Angkasa Pura II akan berkomunikasi dengan banyak pihak. Antara lain dengan Bea Cukai, imigrasi juga pihak karantina kesehatan. Termasuk juga dengan maskapai-maskapai yang membawa penumpang dari empat negara tersebut.
Sejauh ini belum ada maskapai yang melayani penerbangan langsung ke Iran dan Italia. Namun penerbangan langsung ke Korea dan Jepang cukup banyak. Termasuk juga dilayani oleh Garuda Indonesia.
“Kalau yang direct Iran Italia itu kan tidak ada, tapi kan mereka bisa transit dari mana lalu masuk ke tempat kita. Tapi kalau Korea dan Jepang itu cukup banyak,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News