kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apindo: Demo beri citra negatif bagi investasi


Kamis, 24 November 2016 / 17:52 WIB
Apindo: Demo beri citra negatif bagi investasi


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bukan hanya kalangan investor pasar modal, rencana demonstrasi awal Desember nanti juga dinilai akan mengganggu iklim investasi dari kalangan pengusaha.

Hal ini disampaikan oleh Antonius Joenoes Supit, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Kamis (24/11).

Menurutnya, demo lanjutan dari demo 411 hanya akan menimbulkan citra negatif bagi iklim investasi nasional khususnya di mata investor asing. Mereka ragu untuk membenamkan investasinya di Indonesia karena melihat hal tersebut menunjukkan kenyamanan dan kepastian hukum yang masih kurang stabil.

"Padahal, investasi membutuhkan dua hal itu (kenyamanan dan kepastian hukum)," kata Antonius.

Jangankan berjalan anarkis, demo berjalan damai saja sudah memberikan citra negatif. Antonius merasakan secara langsung hal ini.

"Karena demo 4 November lalu membuat orang tambah mikir, saya saja punya orang-orang mau tanda tangan kontrak (bisnis) enggak jadi, ini baru satu kasus," tutur Antonius. Bagaimana jadinya jika demo lanjutan 2 Desember nanti benar terjadi.

Demo tersebut nantinya juga malah sudah melebar dari isu utamanya karena kabarnya para buruh juga akan ikut demo. Hal ini hanya akan menambah sentimen negatif. Tidak bermaksud menyudutkan satu pihak, tapi pengalaman yang sudah-sudah demo dengan masa yang besar sangat sulit dikendalikan.

Selalu saja berakhir anarkis. "Kalau dibiarkan nanti jadi kebiasaan, seperti buruh yang menutup jalan tol," tambah Antonius.

Oleh sebab itu, ia berharap, aparat penegak hukum dapat mengatasi persoalan demo dan mencegahnya agar tidak berujung anarkis, untuk menciptakan rasa kenyamanan investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

"Karena hal ini (investasi) juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×