kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.193   52,26   0,73%
  • KOMPAS100 1.105   10,19   0,93%
  • LQ45 877   10,63   1,23%
  • ISSI 221   0,76   0,35%
  • IDX30 448   5,44   1,23%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 134   0,28   0,21%
  • IDXQ30 149   1,42   0,96%

Apindo: Ritel dan properti masih melambat di 2018


Jumat, 15 Desember 2017 / 19:46 WIB
Apindo: Ritel dan properti masih melambat di 2018


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut beberapa sektor masih berpotensi mengalami tekanan pada tahun depan. Hariyadi B. Sukamdani, Ketua Umum Apindo mengatakan, sektor ritel dan properti berpeluang untuk melanjutkan perlambatannya pada tahun depan.

"Tapi yang harus kita dorong adalah optimisme pelaku usaha, khususnya yang menengah ke atas supaya mau bergerak dan melakukan ekspansi," ujar Hariyadi, Jumat (15/12).

Untuk mengantisipasi hal itu, sebagai pelaku bisnis di sektor perhotelan, Hariyadi berencana untuk melakukan konsolidasi dengan Kementerian Pariwisata agar ada pergerakan di sektor wisata yang membuat devisa negara semakin bertumbuh.

Hariyadi menyebut, dalam kondisi perlambatan tersebut target pertumbuhan bisnis hotel pada tahun depan bisa mencapai angka 5%. Sama halnya dengan perhotelan, pertumbuhan bisnis ritel tahun depan, prediksi Apindo hanya akan ada di angka 5%.

Ketua Dewan Pengurus Apindo DKI Jakarta yang juga pelaku usaha di sektor ritel, Solikhin menyebut, ada persoalan lokasi usaha yang memiliki beban cukup besar. Tak hanya itu, kontribusi gaji karyawan yang mencapai di atas 49% terhadap pengeluaran juga menjadi persoalan di industri ritel. "Otomatis itu jadi tantangan buat kami ke depan. Jadi pemilihan lokasi untuk gerai offline harus lebih selektif nantinya," kata Solikhin.

Berkaitan dengan situs penjualan online yang mulai marak, Solikhin mengaku hal itu sedikit berpengaruh, tetapi tidak signifikan. Pasalnya, kontribusi penjualannya sektor consumer goods masih terbilang kecil di situs online.

Hariyadi optimistis industri ritel masih memiliki ruang untuk terus bertumbuh. "Namun harus ada kebijakan yang konsisten, bukan kebijakan yang memunculkan persepsi negatif dan membuat pelaku usaha tidak percaya diri untuk melakukan ekspansi," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×