kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apindo Ungkap Sejumlah Tantangan Industri Perikanan pada Tahun Ini


Minggu, 03 April 2022 / 17:55 WIB
Apindo Ungkap Sejumlah Tantangan Industri Perikanan pada Tahun Ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha perikanan pada tahun 2022. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2011-2021, rata-rata kontribusi sektor perikanan terhadap PDB tercatat sebesar 2,47%. 

Pada 2015, PDB sektor perikanan sempat mencapai laju pertumbuhan tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni 7,89%.

Namun, setelah itu, laju pertumbuhan PDB sektor perikanan berangsur-angsur menurun yang mana penurunan terdalam terjadi pada tahun 2020 atau ketika tahun pertama pandemi Covid-19 yakni di level 0,73%. Adapun pada tahun 2021, PDB sektor perikanan tercatat sebesar 5,45%.

Wakil Ketua Komite Perikanan Apindo Hendra Sugandhi menyampaikan, prospek industri perikanan di tahun ini akan bergantung pada kebijakan di sektor hulu atau penangkapan ikan. Dalam hal ini adalah efektivitas dan dampak kebijakan penangkapan ikan terukur dengan sistem kontrak yang akan diterapkan pemerintah pada tahun ini.

Baca Juga: Dharma Samudera Fishing (DSFI) Targetkan Raih Penjualan Rp 650 Miliar Tahun Ini

Kebijakan ini ditolak oleh banyak pelaku usaha domestik karena persyaratan sistem kontrak perikanan yang dianggap terlalu memberatkan, sehingga bisa berdampak negatif bagi kinerja mereka. Syarat tersebut misalnya adalah kewajiban investor memiliki modal awal sebesar Rp 200 miliar.

Selain itu, investor juga wajib mengurus surat izin usaha perikanan (SIUP), garansi bank, dan uang muka pungutan hasil perikanan (PHP) yang disetor di muka sekitar Rp 60 miliar.

“Persyaratan sistem kontrak perikanan yang terlalu berat tidak akan laku untuk pelaku usaha perikanan. Pihak yang berminat mungkin hanya berharap jual kuota dengan tujuan memperoleh capital gain,” kata Hendra Kamis (31/4).

Belum cukup, pelaku usaha perikanan juga dibayangi masalah kenaikan harga minyak dunia yang bisa berdampak pada dinamika harga solar di dalam negeri. Tingginya biaya logistik dan belum pulihnya pasar ekspor juga menjadi tantangan bagi industri perikanan domestik.

Hendra juga menyebut, pertumbuhan industri perikanan domestik dan ekspor diperkirakan bergantung dari penangkapan ikan skala kecil di wilayah territorial. “Sementara penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif dan lau lepas sepertinya tidak akan berkembang, bahkan cenderung menyusut,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×