Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbaikan kondisi perekonomian global, membuat emiten pengelola hasil tangkapan laut, PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) optimistis melihat prospek bisnis tahun ini.
"Perseroan melihat di tahun 2022 ini menunjukkan prospek yang positif dengan adanya perbaikan kondisi perekonomian global yang berangsur-angsur mulai pulih dan didukung oleh peningkatan permintaan dari pelanggan-pelanggan perseroan," ungkap Direktur Utama DSFI Ewijaya, kepada Kontan.co.id, Selasa (29/3) lalu.
Atas dasar hal itu, perusahaan menargetkan untuk dapat mencapai angka penjualan sebesar Rp 650 miliar di sepanjang tahun 2022. Target tahun ini lebih tinggi 25% dari target yang dibidik perusahaan pada tahun lalu senilai Rp 520 miliar.
Hingga saat ini perusahaan belum merilis secara resmi laporan keuangan tahun buku 2021. Namun, Ewijaya menyatakan bahwa realisasi penjualan di tahun lalu sudah berhasil mencapai target bisnis yang ditetapkan sebelumnya.
Baca Juga: Anak Usaha Trans Power Marine (TPMA) Raih Fasilitas Kredit US$ 51 Juta
Adapun, hingga kuartal III-2021, penjualan DSFI telah mencapai 392,55 miliar, atau lebih tinggi 53,12% daripada realisasi penjualan pada kuartal III-2020 yang sebesar Rp 256,18 miliar.
Nilai penjualan ini dikontribusi dari penjualan ekspor untuk fillet senilai Rp 195,71 miliar, tuna senilai Rp 114,08 miliar, dan gurita sebesar Rp 56,067 miliar. Adapun, penjualan di dalam negeri berupa tetelan, kepala, dan ikan utuh senilai Rp 18,568 miliar.
DSFI juga berhasil keluar dari kerugian yang tercatat Rp 8,04 pada periode kuartal III-2020. Pada tahun 2021 kuartal ketiga,pihaknya bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 11,54 miliar.
Dia menuturkan, fokus bisnis DSFI masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni fokus pada pengembangan pasar, baik melalui pelanggan baru maupun pengembangan produk baru.
Baca Juga: Prima Cakrawala Abadi (PCAR) Optimistis Kinerja Membaik di 2022, Ini Pendukungnya
Tak ketinggalan, perusahaan juga akan meneruskan langkah-langkah penghematan biaya dan peningkatan efisiensi, untuk memaksimalkan laju bisnis di sepanjang tahun ini.
Ewijaya menyebut bahwa di tahun ini pihaknya tidak menganggarkan alokasi khusus untuk belanja modal atau capital expenditure (Capex). "Perseroan hanya melakukan maintenance rutin saja," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News