kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

APJII Sebut IKN Tak Cocok Gunakan Layanan Internet Starlink


Jumat, 05 April 2024 / 18:50 WIB
APJII Sebut IKN Tak Cocok Gunakan Layanan Internet Starlink
ILUSTRASI. Starlink akan melakukan uji coba di Ibukota Negara (IKN). . ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Starlink, proyek konstelasi satelit yang dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan dirgantara swasta yang didirikan oleh Elon Musk akan segera beroperasi di Indonesia untuk menyediakan layanan internet. 

Dan berdasarkan informasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Starlink akan melakukan uji coba di Ibukota Negara (IKN). 

“Kalau di IKN itu (Starlink) dia bakal melakukan uji coba dan lagi diusahakan time table-nya (jadwal uji coba layanan Starlink di tahun 2024,” tutur Menkominfo Budi Arie Setiadi seperti dilansir dari website Kominfo, Jumat (05/04). 

Baca Juga: Starlink Masuk ke Indonesia, Ini yang Dikhawatirkan APJII

Terkait hal ini, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengatakan teknologi yang dimiliki Starlink untuk menyediakan layanan internet sebenarnya tidak dibutuhkan di kawasan IKN.

Sebenarnya kalau menurut saya IKN gak terlalu butuh satelit ya, IKN kan gak terlalu jauh dari ibu kota provinsi lain seperti Samarinda atau Balikpapan. Maksudnya untuk ditarik jaringan fiber optik masih sangat memungkinkan,” ungkapnya saat dihubungi Kontan, Jumat (05/04).

Untuk diketahui Starlink adalah layanan internet satelit yang menggunakan satelit Low Earth Orbit (LEO) yang dekat dari permukaan bumi (biasanya berada pada ketinggian 500 hingga 1.200 km dari permukaan bumi).

Arif menambahkan, penggunaan LEO biasanya adalah untuk mendukung wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau fiber optik, contohnya daerah pedalaman yang belum memiliki akses jalan, atau singkatnya wilayah 3T.

“Lokasi IKN gak jauh-jauh banget dari Balikpapan dan di Balikpapan sendiri sudah banyak fiber optik. Jaraknya juga harusnya gak lebih dari 100 km, tapi saya tidak tahu kenapa akhirnya memutuskan mau dicoba di IKN,” tambahnya. 

Baca Juga: Space X Ajukan Izin, Starlink Bakal Uji Coba Layanan Internet Satelit di IKN

Dari segi kecepatan internet, Arif juga mengatakan internet dengan satelit LEO masih kalah cepat dibandingkan dengan internet dengan fiber optik. 

“Secara teknologi, kalo kita bandingkan kecepatan antara satelit dengan fiber optik itu lebih unggul fiber optik.  Karena kalo kabel hantarannya lebih cepat dan stabil, kalau satelit itu ada faktor-faktor lain seperti cuaca, interferensi dan lain-lain,” tutupnya.

Sebagai tambahan, Starlink telah mengajukan perizinan operasional di Indonesia. Space X telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP) kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×