Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. APRIL Group mengumumkan 'Periode Bahaya Kebakaran' di semua area di Provinsi Riau, Indonesia mulai dari 1 Juli-30 September 2016.
Deklarasi ini bagian dari pendekatan lanskap terpadu APRIL dalam pengelolaan kebakaran hutan dan mencerminkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan upaya kolaboratif dalam bekerja dengan instansi pemerintah, pemegang konsesi lain serta masyarakat dalam membatasi penggunaan api selama musim kemarau.
Sosialisasi terhadap Periode Bahaya Kebakaran akan dilakukan melalui berbagai cara, seperti: papan pengumuman, pertemuan desa, dan media komunikasi lainnya. Selama periode ini, tim APRIL dan masyarakat diharapkan untuk tetap waspada akan terjadinya kebakaran di sekitarnya.
Penggunaan api di ruang terbuka harus dikelola secara bijak, terutama di kawasan hutan yang diprediksi akan panas dan kering selama periode tersebut.
"APRIL melakukan pendekatan lanskap yang terpadu dalam pengelolaan lingkungan, terkait dengan bahaya kebakaran. Fokus utama kami adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah kebakaran sejak dini. Dan ini adalah strategi yang terbaik dan efisien daripada melakukan pemadaman setelah terjadi kebakaran," kata Craig Tribolet, Manajer Strategic Fire Management APRIL.
Hampir 80% dari kebakaran yang terjadi dalam 12 bulan terakhir, terkait dengan pembukaan lahan untuk persiapan pertanian.
Mengantisipasi tersebut, APRIL mensosialisasikan program Desa Bebas Api yang berfokus pada pendekatan secara terpadu dari berbagai pemangku kepentingan, dalam mengantisipasi bahaya kebakaran, melalui kemudahan akses pada alternatif sistem pertanian berkelanjutan, pembentukan pemimpin desa untuk melakukan sosialisasi dan pendataan, melakukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat dan menggandeng perusahaan lain untuk bersama-sama aktif dalam melakukan persiapan dan pencegahan, pemantauan kualitas udara, serta pemberian penghargaan kepada desa yang terbebas dari bahaya kebakaran.
Sailal Arimi, Fire Prevention Manager APRIL, menyampaikan bahwa Tim Pemadam Kebakaran/Fire Fighter akan terus bekerja keras untuk memastikan tidak terjadi kebakaran.
"Sepanjang tahun, tim pemadam kebakaran kami berusaha untuk memastikan tidak terjadi kebakaran dan jika terjadi kebakaran, maka harus dengan segera dipadamkan, serta dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Dalam pelaksanaannya, perusahaan juga perlu dukungan dari berbagai pihak guna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Selama Periode Bahaya Kebakaran, APRIL akan meningkatkan patroli baik di darat dan udara serta bekerja secara aktif dengan masyarakat setempat dalam hal pencegahan kebakaran. Hal ini untuk memastikan antisipasi dan kesiapan serta menekan semua potensi terjadinya kebakaran yang berada di dalam konsesi ataupun dekat dengan areal konsesi perusahaan dan para mitranya.
Hingga saat ini, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari US$ 6 juta untuk kelengkapan peralatan pemadam kebakaran, dan US$ 2 juta untuk melakukan perawatan serta melatih lebih dari 600 karyawan yang ahli dan fokus pada pemadam kebakaran. APRIL juga membuka kembali telepon hotline Bahaya Kebakaran 24 jam (08117072121), yang memungkinkan bagi orang untuk melaporkan, jika terjadi kebakaran lahan, di dalam atau dekat konsesi perusahaan dan mitra kerjanya. (rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News