Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengaku tahun ini masih akan menjadi tahun yang sulit bagi pengusaha ritel. Iklim politik yang panas serta belum pulihnya daya beli masyarakat masih menjadi faktor penghambat pertumbuhan sektor ritel.
Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, kendati situasi tengah sulit, namun asosiasi optimistis kinerja ritel masih akan bertumbuh. Pasalnya, ekspansi anggota Aprindo juga terus berlangsung dengan masih banyaknya penambahan gerai yang dilakukan.
Selain faktor politik yang panas, para peritel juga masih mengalami tekanan dari global mulai dari perang dagang hingga nilai tukar kurs. Selain itu, dari dalam negeri suku bunga tetap di level 6% dan problema daya beli yang belum pulih turut menekan “Masih jadi tahun yang sulit lah, banyak faktor yang menentukan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/5).
Ia berharap kondisi di domestik bisa lebih kondusif untuk bisa mengatasi tekanan dari eksternal. Apalagi pemilu akan menjelang usai harusnya momentum tersebut menjadi garis finish perseteruan politik. Pasalnya, dengan kondisi politik yang lebih stabil maka pengusaha akan lebih siap menghadapi faktor eksternal.
“Kalau negara lain yang terdampak tekanan global itu di internalnya memperbaiki semaksimal mungkin, kalau kita kan problemnya justru malah gaduh sendiri,” lanjutnya.
Lebih lanjut, menurutnya negeri ini telah mengalami masa-masa yang paling sulit dan terbukti bisa bangkit dan melewati dengan baik. Oleh sebab itu, dirinya optimistis kali ini pun bisa dilewati dengan baik, dengan ekspansi terus dan melakukan strategi yang lebih baik dan relevan dengan kondisi zaman.
“Apapun itu seperti suku bunga, keributan dan lainnya pernah terjadi di negeri ini, yang paling sulit sekali pun semuanya tetap harus berjalan. Mau suku bunga berapa pun orang tetap tanam padi, tetapi memang untuk bisa (tumbuh) maksimal itu tidak mudah,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News