kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aprindo optimistis ritel modern bisa catatkan pertumbuhan 2,5%-3% di tahun ini


Senin, 19 April 2021 / 15:19 WIB
Aprindo optimistis ritel modern bisa catatkan pertumbuhan 2,5%-3% di tahun ini
ILUSTRASI. Aprindo optimistis ritel modern bisa catatkan pertumbuhan 2,5%-3% di tahun ini


Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap kinerja industri ritel modern di tahun ini dapat tumbuh positif 2,5%-3%. Setelah di tahun lalu sempat mencatatkan penurunan sebesar 1,5%-1,6% akibat dampak dari pandemi covid-19. 

Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Aprindo menyebut, peluang pertumbuhan industri ritel modern di tahun ini akan semakin besar, ketika target pemerintah terkait pemulihan ekonomi negara yang sebesar 4%-5% bisa terealisasi pada akhir tahun 2021 mendatang.

"Jadi kalau pertumbuhan ekonomi negara kita tercapai 4%-5%, maka ritel modern akan positif 2,5%-3%. Setelah di tahun lalu menurun 1,5%-1,6% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menurun 2,19%," sebut Roy saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/4). 

Untuk memuluskan target pertumbuhan yang ingin dicapainya, Aprindo mengaku telah mengusulkan sejumlah langkah strategis kepada pemerintah. 

Seperti misalnya, meminta pemerintah untuk menjaga bahkan meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya untuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Sebab, penjualan industri ritel modern ditentukan oleh tinggi-rendahnya kemampuan masyarakat untuk berbelanja. 

Baca Juga: Intip strategi peritel modern mendongkrak penjualan selama Ramadan

"Faktor daya beli, khususnya untuk golongan menegah ke bawah yang merupakan representasi dari hampir 60% lebih masyarakat di Indonesia, itu sangat penting untuk dijaga dan diciptakan. Karena kalau daya beli tidak diciptakan, maka penduduk menengah ke bawah yang signifikan ini tentu ngak akan belanja. Gak akan ada konsumsi," jelas Roy.

Selanjutnya, Roy berujar, Aprindo berharap Industri ritel modern dapat menjadi sektor prioritas yang perlu dijaga, disubsidi, dan diberikan bantuan secara maksimal di dalam misi pemulihan ekonomi nasional. 

"Sehingga dapat terus beroperasi dan dapat memenuhi kebutuhan pokok dan sehari-hari masyarakat," sambungnya. 

Di lain sisi, Roy juga mendesak pemerintah untuk segera menetapkan pekerja industri ritel sebagai kelompok penerima vaksinasi masal. Lantaran, dia menilai pekerja industri ritel memiliki pekerjaan yang cukup berisiko karena harus berhadap dengan masyarakat dan konsumen setiap waktu. 

"Jadi kita berharap ritel dapat segera diberikan vaksin dengan basis risiko tinggi bersama gelombang pertama ini," sebut Roy. 

Apabila ketiga usulan Aprindo bisa terealisasi di tahun ini, Roy yakin industri ritel akan menorehkan kinerja yang positif di semester kedua 2021 nanti. 

"Kalau ketiga hal ini terjadi, Pertama ritel menjadi sektor prioritas, kedua demand masyarakat dipertahankan bahkan ditingkatkan, dan ketiga para pekerja ritel segera divaksin karena beresiko. Maka diharapkan mulai semesser ke-2, sudah ada pre-recovery bagi ritel modern," pungkasnya. 

Selanjutnya: Penerapan royalti musik, Aprindo: Bisa menjadi tambahan beban biaya operasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×