Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mendukung upaya percepatan mempercepat realisasi program biodiesel 30% (B30) di akhir tahun 2019 dari rencana semula 2020. Sebab realisasi B30 akan meningkatkan penyerapan minyak kelapa sawit di pasar domestik.
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, dengan adanya B30 setidaknya akan mendorong industri kelapa sawit memasok lebih dari 9 juta kiloliter (kl) per tahun.
"Kalau B30 dijalankan berarti 30%, nah 30% dari solar yang beredar sekarang itu lebih dari 9 juta kl yang dipakai untuk B30. Kalau diserap dalam negeri sekitar sepertiga dari solar kita, pasti pasar CPO dalam negeri kita akan meningkat," terang Paulus saat dihubungi Kontan pada Rabu (27/3).
Paulus menjelaskan, saat ini, Aprobi bersama Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) serta BPPT, Pertamina, ITB dan Gaikindo tengah bersama-sama mengadakan tes uji dan uji jalan untuk B30.
Dengan adanya rencana percepatan dari pemerintah, otomatis Aprobi menyambut baik dan mendorong hal tersebut. "Aprobi sangat dukung dalam percepatan B30 ini," tambah Paulus.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono. Ia mengatakan, semakin dipercepat penerapan B30, maka hal tersebut akan semakin bagus.
"Makin cepat diimplementasikan makin bagus," tutur Joko.
Diperkirakan dengan B30 nantinya dapat menyerap sekitar sekitar 10 juta ton dalam industri sawit dalam negeri. Peningkatan penyerapan sawit dalam negeri akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasar CPO global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News