kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

APSyFI Sebutkan Daftar 60 Perusahaan Tekstil Gulung Tikar Dalam 2 Tahun Terakhir


Kamis, 02 Januari 2025 / 13:29 WIB
APSyFI Sebutkan Daftar 60 Perusahaan Tekstil Gulung Tikar Dalam 2 Tahun Terakhir
ILUSTRASI. Apsyfi memaparkan bahwa sebanyak 60 perusahaan tekstil dalam negeri mengalami guncangan bisnis dalam 2 tahun terakhir.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Serat dan benang Filament Indonesia (Apsyfi) memaparkan bahwa sebanyak 60 perusahaan tekstil dalam negeri mengalami guncangan bisnis dalam 2 tahun terakhir. 

Ketua Umum Apsyfi Redma Gita Wiraswasta memberikan data bahwa sebanyak 34 perusahaan telah menutup usahanya dan menghentikan operasional pabrik, lalu sisanya yakni sebanyak 26 perusahaan lainnya, menempuh jalur pemutusn hubungan kerja (PHK), merumahkan pekerja hingga relokasi.

"proyeksi bisnis industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih akan terpuruk jikka Pemerintah masih tidak mau mengendalikan impor dan memberantas importasi ilegal," ujar Redma kepada Kontan, Senin (30/12). 

Baca Juga: Industri Tekstil Diproyeksi Masih Terpuruk pada 2025 Jika Pemerintah Tak Lakukan Ini

Lebih jauh, Redma mengatakan bahwa hingga kini, sebanyak 250.000 karyawan telah mengalami PHK akibat industri TPT terseok-seok dalam waktu yang lama. 

Kepada Kontan, Redma menjelaskan melemahnya industri tekstil ini disebabkan oleh lonjakan impor pakaian jadi ke pasar dalam negeri. Kebijakan relaksasi yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 menjadi penyebab pelaku industri tekstil dalam negeri tidak berkutik hadapi banjir impor. 

Ia juga menjelaskan bahwa utilisasi industri sudah hampir mencapai 60% dan juga berimbas pada industri lain yang berkaitan seperti industri petrokimia dab purified terephtalic (PTA) yang menjadi bahan baku tekstil. 

Berikut adalah 60 perusahaan tekstil yang tercatat mengalami kolaps, yang berhenti beroperasi dan lakukan PHK dari tahun 2022 hingga 2024 sebagaimana tercatat oleh Apsyfi. 

1. PT Adetex (500 tenaga kerja dirumahkan)

2. Agungtex Grop (2.000 tenaga kerja dirumahkan)

3. PT Alenatex (tutup - pHK 700 tenaga kerja)

4. PT Apac Inti Corpora (Pengurangan tenaga kerja)

5. PT Argo Pantes Bekasi (Tutup - berhenti produksi)

6. PT Asia Citra Pratama (Tutup - berhenti produksi)

7. PT Asia pacific Fiber Kaliwungu (Pengurangan tenaga kerja)

8. PT Asia Pacific Fiber karawang (PHK 2.500 tenaga kerja)

9. PT Bitratex (pengurangan tenaga kerja)

10. PT Centex - Spinning Mills (Tutup - berhenti produksi)

11. PT Chingluh (PHK 2.000 tenaga kerja)

12. PT Damatex (Tutup - berhenti produksi)

13. PT Delta Merlin Tekstil I - Duniatex Grup (PHK 600 pekerja)

14. PT Delta Merlin Tekstil II - Duniatex Group (PHK 924 pekerja)

15. PT Djoni Texindo (tutup - berhenti produksi)

16. PT Dupantex (tutup - berhenti produksi)

17. PT Efendi Textindo (tutup - berhenti produksi)

18. PT Fotexco Busana Internasional (tutup - berhenti produksi)

19. PT Grand Best (pHK 300 Pekerja)

20. PT Grand Pintalan ( tutup - berhenti produksi)

21. PT Grandtex (tutu- berhenti produksi)

22.. PT Gunatex (tutup - berhenti produksi)

23. PT HS Aparel (tutup)

24. PT Indachi Prima (Pengurangan pekerja)

25. PT Jelita (tutup - berhenti produksi)

26. PT Kabana (PHK 1.200 pekerja)

27. PT Kaha Apollo Utama (tutup - berhenti produksi)

28. PT Kahattex (pengurangan pekerja)

29. PT Kintong (tutup - berhenti produksi)

30. Kusuma Group: PT Pamor, PT Kusuma Putra, PT Kusuma Hadi (tutup - PHK 1.500 pekerja)

31. PT Lawe Adyaprima Spinning Mills (tutp -berhenti produksi)

32. PT Lojitex (tutup - berhenti produksi)

33. PT Lucky Tekstil (PHK 100 pekerja)

34. PT Mafahtex Tirto (tutup - berhenti produksi)

35. PT Miki Moto (tutup - berhenti produksi)

36. PT Mulia Cemerlang Abadi (tutup - berhenti produksi)

37. PT Mulia Spindo Mills (tutup - berhenti produksi)

38. PT Nikomas (bertahap PHK ribuan pekerja)

39. PT Ocean Asia Industry (tutup - PHK 314 pekerja)

40. PT Panca Sindo (tutup - berhenti produksi)

41. PT Pismatex (pailit - PHK 1.700 pekerja)

42. PT Polyfin Canggih (pengurangan pekerja)

43. PT Pulaumas Tekstil (PHK 460 pekerja)

44. PT Rayon Utama Makmur (tutup)

45. PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (tutup - berhenti produks)

46. PT Sai Aparel (relokasi sebagian)

47. PT Saritex (tutup - berhenti produksi)

48. PT Sembung Tex (tutup - berhenti kerja)

49. PT Sinar Panca Jaya (pengurangan pekerja)

50. PT South Pacific Viscose (pengurangan pekerja)

51. PT Sritex Group (2.500 pekerja dirumahkan)

52. PT Starpia (tutup)

53. PT Sulindafin (tutup -berhenti produksi)

54. PT Sulindamills (tutup - berhenti produksi)

55. PT Tifico Fiber Industries (pengurangan pekerja)

56. PT Tuntex (tutup -berhenti produksi)

57. PT Wiska Sumedang (tutup -berhenti produksi)

58. PT Primssima (tutup - berhenti produksi)

59. PT Sritex (pailit)

60. PT Asia Pasific Fibers Karawang (berhenti produksi) 

Baca Juga: Prabowo Singgung Penyelundupan Tekstil, Kemenaker: Lonceng Peringatan bagi Semua

Selanjutnya: Oil Rises as Investors Return from Holidays, Eye China Recovery

Menarik Dibaca: Makan Apa biar Kolesterol Turun dengan Cepat? Ini 15 Rekomendasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×