Reporter: Fitri Nur Arifenie, Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) sejak 2009 mengajukan petisi tindakan pengamanan alias safeguard atas produk tepung terigu impor asal Turki.
Aptindo menduga Turki melakukan politik dumping. Saat ini harga terigu Turki yang masuk ke Indonesia sekitar US$ 364 per ton. Badan Pusat Statistik mencatat harga terigu Srilangka senilai US$ 500 per ton dan terigu Australia senilai US$ 491 per ton.
Belakangan, Aptindo sudah mencabut tuduhan itu. Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies, menyayangkan sikap Pemerintah Indonesia yang membiarkan dugaan praktik dumping terjadi. “Karena selama ini belum ada respons, akhirnya petisi anti-dumping kami cabut April 2012, karena sudah terlalu lama dari 2009,” papar Ratna.
Kebutuhan terigu Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 5 juta ton. Ada tren kenaikan mencapai 6,5% per tahun. Dari kebutuhan itu, sekitar 10%-12% dipasok dari impor. Dengan asumsi kenaikan 6,5%, maka kebutuhan terigu nasional pada 2013 ditaksir mencapai 5,33 juta ton.
Kebutuhan terigu nasional pada 2010 mencapai 4,38 juta ton. Di 2011 naik menjadi 4,75 juta ton. Dari jumlah itu, sekitar 86% dipasok produsen lokal setara 4,07 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News