Reporter: Lili Sunardi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) adalah salah satu produsen keramik lokal yang sukses bersaing di tengah maraknya produk keramik asal China. Bahkan, alih-alih surut, Arwana bakal menggelar ekspansi dengan membangun pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan.
Rudy Sujanto, Chief Financial Officer ARNA menjelaskan, total investasi pabrik baru itu sebesar Rp 200 miliar. Dana tersebut antara lain untuk membeli lahan seluas 10 hektare (ha) dan mesin pendukung operasional pabrik.
“Di 2011, 17% dari total penjualan ARNA berasal dari pasar di Palembang tersebut. Untuk itu, kami memberanikan diri ekspansi ke Sumatera Selatan dan ditargetkan pabrik baru tersebut akan selesai pada semester I-2013,” ungkapnya, Minggu (29/4).
Selama ini, Arwana mengoperasikan tiga unit pabrik, masing-masing berlokasi di Tangerang (plant I), Serang (plant II), dan Gresik (plant III). Di 2012, ketiga pabrik itu memiliki total kapasitas produksi 41,37 juta m2 per tahun. Kapasitas tersebut naik 1,22% dari kapasitas produksi 2011 yang sebesar 40,87 juta m2.
Jika pabrik baru di Palembang beroperasi tahun depan, kapasitas produksi ARNA bakal naik 20,8% menjadi 49,37 juta meter persegi per tahun.
Tidak hanya itu, Arwana pun merambah Indonesia bagian timur dengan membuka dua jaringan distribusi di Papua. Penambahan gerai itu akan melengkapi total 40 sub- distributor dan 15.000 toko bangunan dan toko keramik yang kini menjadi jaringan penjualan Arwana.
Hemat Rp 600
Arwana juga melancarkan sejumlah efisiensi untuk merealisasikan target kinerjanya di 2012. Rudy mengungkapkan, perseroannya telah mampu menekan biaya transportasi dan penjualan Rp 600 untuk setiap meter persegi keramik produksinya.
“Dengan menghemat Rp 600, kita juga telah mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), jadi kita tidak perlu lagi menaikkan harga jual keramik," katanya.
Hingga triwulan I-2012 ini, Arwana telah mampu memproduksi 9,9 juta meter persegi keramik. Jumlah tersebut sebenarnya baru sekitar 20% dari total kapasitas produksinya sepanjang 2012 yang sebesar 41,3 juta meter persegi.
Saat ini, Arwana telah menguasai sekitar 13% pangsa pasar keramik di Indonesia yang mencapai 335 juta meter persegi keramik per tahun.
Rudy mengungkapkan, ARNA akan terus fokus pada produk keramik untuk segmen menengah ke bawah dengan merek Arwana. “Harga jual produk kita sekitar
Rp 30.000 per m2. Tidak mungkin importir dan maupun produsen luar negeri, khususnya dari China bermain di harga itu karena biaya pengapalan Jakarta - China sekitar Rp 10.000 per m2; itu belum pajak,” ujarnya.
Meski demikian, Arwana juga telah mengeluarkan produk keramik premium dengan merek Uno. Hal tersebut dilakukan untuk menyiasati persaingan dengan keramik impor yang menyasar masyarakat kelas menengah ke atas.
Arwana menargetkan, segmen ini mampu berkontribusi sebesar 5% dari total target penjualan bersih di 2012 yang sebesar Rp 1,05 triliun. Angka tersebut tumbuh 14% dari realisasi penjualan bersih di tahun 2011.
Di kuartal pertama lalu, perusahaan ini mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 254,8 miliar yang tumbuh 9% dari setahun lalu. Laba bersihnya pun menanjak 26% menjadi Rp 30,4 miliar. Tahun ini, ARNA menargetkan laba bersihnya dapat mencapai Rp 144,2 miliar, tumbuh 20% dari laba tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News