kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ARNA mengincar segmen pasar menengah atas


Kamis, 07 Maret 2019 / 07:59 WIB
ARNA mengincar segmen pasar menengah atas


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) berencana menaikkan kinerjanya di 2019. Salah satu strateginya yakni fokus di produk segmen menengah atas.

Chief Operation Officer Arwana, Edy Suyanto menjelaskan dahulu perusahaan memang banyak menjual produk merk Arwana yang banyak mengincar segmen menengah ke atas. Sedangkan perlahan tiap tahun perusahaan kian mengejar produk-produk segmen menengah keatas lewat merk produk UNO Digi yang berharga jual lebih baik dan terus meningkat.

"Kami berusaha mengenalkan lini produk ini kepada konsumen sebagai bagian dari strategi usaha jangka panjang," kata Edy, saat paparan publik, Jumat (1/3).

Pada tahun 2018 sebanyak 51% penjualan Arwana berasal dari UNO Digi. Ditargetkan pada 2019 jumlah UNO Digi meningkat menjadi 56% dari total penjualan. Produk UNO Digi menurutnya mengikuti perkembangan pasar. Mengingat dalam pengembangan desainnya lebih cepat karena sudah menggunakan teknologi digital printing. Alhasil bila dahulu desain produksi memakan waktu bisa mencapai satu bulan, sekarang dapat lebih cepat dalam sehari saja.

"Tahun lalu bahkan kami sudah bisa perkenalkan 93 desain baru karena sudah terapkan digital printing ini. Kedepannya kami tentu melihat perkembagan pasar yang meminta desain bagus dengan harga yang terjangkau," jelas Edy.

ARNA juga berencana untuk mengejar pasar ekspor. Sebelumnya perusahaan juga sudah mengekspor ke negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Pakistan, Muaritius, Oman dan Korea Selatan. Rencananya ARNA tahun ini akan mulai ekspor ke Laos dan Thailand. "Kontribusi ekspor masih 1% dari total penjualan. Karena kami masih fokus untuk di pasar domestik," tambahnya.

Selain kualitas produk dan kuantitas penjualan, Arwana juga menerapkan langkah-langkah perbaikan ke dalam untuk lebih mengefisienkan biaya produksi dari penurunan konsumsi gas dan bahan glasir melalui penerapan lean manufacturing.

Mengingat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga membuat beban industri keramik membengkak. Tahun lalu 50% biaya produksi Arwana terkait dengan mata uang Dollar AS yaitu untuk pembelian gas sekitar 30% dan glasir sekitar 20%.

Emiten berkode saham ARNA tahun ini optimis juga mampu menaikan pertumbuhan penjualan bersih dan laba. Tahun 2019, perusahaan menargetkan penjualan naik 7,78% menjadi Rp 2,12 triliun. Sedangkan untuk laba bersih naik 28,15% menjadi Rp 200,7 miliar. "Kami percaya meski ini tahun politik dan ada pengaruh ekonomi global perusahaan masih bisa tumbuh karena permintaan keramik nasional masih terus naik," kata Chief Financial Officer Arwana, Rudy Sujanto, Jumat (1/3).

Sedangkan untuk capex tahun ini akan sebanyak Rp 40 miliar. Sumber dananya berasal dari internal. Rencananya belanja modal akan digunakan untuk investasi mesin-mesin produksi yang didatangkan dari Italia. Serta untuk penambahan kapasitas produksi di pabrik Ogan Ilir Sumatera Selatan.

Saat ini pabrik tersebut memiliki kapasitas 8 juta meter persegi tiap tahun. Pada bulan Juni pabrik akan mulai produksi dengan penambahan kapasitas 4,5 juta meter persegi. "Di pabrik itu juga akan produksi keramik ukuran 50cmx50cm. Sehingga bisa menjangkau lebih banyak lagi kebutuhan di Sumatera"," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×