kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

ASEAN Lirik Potensi Mineral Kritis Untuk Jaga Ketahanan Energi


Minggu, 27 Agustus 2023 / 14:23 WIB
ASEAN Lirik Potensi Mineral Kritis Untuk Jaga Ketahanan Energi
ILUSTRASI. Kementerian ESDM menegaskan mineral kritis akan memegang peranan untuk mendukung era transisi energi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan mineral kritis akan memegang peranan yang sangat vital dan strategis bagi seluruh negara guna mendukung era transisi energi.

Direktur Program Mineral dan Batubara, Tri Winarno menjelaskan mineral kritis sebagai bahan baku industri pembuatan panel surya, turbin angin, dan industri baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik, dan juga storage untuk pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Mineral kritis juga memiliki nilai yang sangat tinggi karena sulit ditemukan, diekstraksi dalam jumlah yang ekonomis, serta tidak mudah digantikan dengan logam atau bahan lain,” ujarnya dalam side event ASEAN Energy Business Forum (AEBF) bertajuk ‘Critical Minerals: Opportunities And Challenges For ASEAN’ di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Jumat (25/8).

Dengan vital dan tingginya nilai mineral kritis tersebut, Tri mengatakan, kebutuhan mineral kritis akan meningkat secara signifikan. Sehingga timbul menjadi suatu tantangan dalam hal penyediaan pasokan mineral kritis di tingkat global.

Baca Juga: Kolaborasi Energi, Ini Sejumlah Poin yang Dihasilkan ASEAN Energy Business Forum

“Tantangan lainnya adalah bagaimana kita dapat eksplorasi lebih jauh sumber daya mineral kritis yang ada, dengan konfigurasi geologi di Kawasan ASEAN,” ujar Tri.

Menurut Tri, hilirisasi mineral di ASEAN juga menjadi tantangan lain di mana negara-negara ASEAN harus menguasai teknologi pemurnian mineral untuk membantu pengembangan hilirisasi di masa depan.

Untuk menghadapi hal tersebut, maka diperlukan kolaborasi negara-negara di ASEAN, mengingat negara anggota ASEAN merupakan negara yang dikenal memiliki beragam jenis deposit mineral dan potensi yang sangat besar, untuk berbagi praktik kebijakan terbaik, mengidentifikasi bidang-bidang utama, memaksimalkan sumber daya alam dan cadangan yang dimiliki.

“Serta dengan mendiskusikan peluang kerja sama regional yang lebih besar, dengan tujuan untuk membuka potensi mineral kritis di kawasan ASEAN,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa MIND ID selaku Holding BUMN industri pertambangan di Indonesia, ditugaskan pemerintah untuk mengelola dan hilirisasi sumber daya mineral mineral, serta menjadi bagian dalam transisi energi, dengan menjaga rantai pasok komoditas yang dihasilkan dari mineral kritis, yang merupakan bahan baku dalam pengembangan EBT.

Baca Juga: Tekan Emisi, Kementerian ESDM Buka Opsi untuk Berikan Subsidi untuk Pertamax

Oleh karena itu, tantangan yang ada dalam pengelolaan mineral kritis harus bisa dijadikan peluang besar untuk mewujudkan ketahanan energi ke depan.

“Dalam menghadapi tantangan geografis dan teknologi dari mineral kritis dan ekonomi sirkular untuk ekstraksi total, kolaborasi dan/atau aliansi negara-negara yang kaya akan mineral dan  teknologi diperlukan untuk membangun industri energi bersih yang tangguh dan berkelanjutan,” pungkas Hendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×