Reporter: Revita Rita Rani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk berencana menambah produk baru tahun depan. Perusahaan ini ingin memproduksi serat tahan api untuk industri otomotif. Produk ini untuk bahan baku pembuat jok mobil.
Asia Pacific melihat peluang memasok pasar serat tahan api masih besar. Sebab, penggarap produk tersebut belum banyak di tanah air. Asal tahu saja, perusahaan itu sudah mulai mengembangkan serat tahan api ini sejak 2014.
Pertimbangan lain, Asia Pacific berharap produk serat tahan api bisa menjadi alternatif sumber cuan tatkala produk lain sepi pembeli. "Produk baru itu akan menggantikan lemahnya demand untuk produk-produk dasar," jelas Ravi Shankar, Presiden Direktur PT Asia Pasific Fibers Tbk kepada KONTAN, Selasa (24/11).
Manajemen Asia Pacific menilai, penurunan penjualan produk dasar buatan perusahaan ini akibat kalah bersaing dengan produk impor. Sebab, produk impor menawarkan harga lebih miring.
Informasi saja, Asia Pacific memiliki beberapa produk. Lima di antaranya yakni fibre, yarn, chips, fleece dan purified terepthelat acid (PTA).
Untuk memuluskan rencana bisnis tahun depan, Asia Pacific berniat mengalokasikan alias dana belanja modal alias capital expenditure sebesar US$ 8 juta-US$ 10 juta. Kepastian belanja modal dal alokasinya akan di putuskan pada Desember 2015 nanti.
Selain untuk mendanai pengembangan serat tahan api, Asia Pacific akan memakai belanja modal untuk membiayai pemeliharaan mesin. Mereka juga berencana belanja mesin anyar untuk kebutuhan pabrik di Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah.
Sebagai informasi, tahap pembangunan pabrik Kaliwungu saat ini sudah sampai 90%. Nah, mesin anyar pabrik tersebut akan menghasilkan benang yang sudah terpilin alias twist. "Benang twist bisa menambah nilai jual, sehingga diharapkan benang ini dapat mendorong pertumbuhan perusahaan ke depannya," tandas Tunaryo, Corporate Secretary Asia Pacific Fibers Tbk.
Manajemen Asia Pacific berharap, pabrik Kaliwungu bisa menopang pertumbuhan penjualan ekspor. Mereka mendamba penjualan ekspor tumbuh 10% pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News