kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asia Pacific Fibers (POLY) raih kenaikan penjualan 24% hingga kuartal III tahun ini


Selasa, 30 Oktober 2018 / 17:37 WIB
Asia Pacific Fibers (POLY) raih kenaikan penjualan 24% hingga kuartal III tahun ini
ILUSTRASI.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan produk tekstil (TPT), PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) meraih kinerja yang positif sampai kuartal III-2018 ini. Mengulik laporan keuangan perseroan, pendapatan bersih POLY tercatat tumbuh 24% menjadi US$ 356 juta.

Dimana pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan bersih perseroan hanya senilai US$ 286 juta. Prama Yudha Amdan, Assistant President Director Corporate Communications POLY mengatakan bahwa trend pasar di kuartal tiga kemarin relatif membaik.

"Banyak produsen tekstil memasok bahan baku dari lokal, sebab impor harganya mahal," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/10). Seperti yang diketahui POLY ialah pemasok yarn dan fiber untuk pabrik-pabrik tekstil dan garmen lainnya.

Ditengah kondisi penguatan dollar AS saat ini, produk lokal milik POLY dianggap lebih menguntungkan secara harga ketimbang harus mengimpor. Selain itu juga, kata Prama, pembatasan impor yang telah disahkan pemerintah turut mendorong terserapnya produk perseroan.

Masuk kuartal akhir tahun ini, Prama mengatakan perseroan masih tetap optimis dengan target pertumbuhan 10%-12% sampai akhir tahun 2018. Meski demikian perseroan mewanti-wanti gejolak pasar yang mengalami perubahan memasuki bulan September lalu.

Menurut Prama, masuk kuartal terakhir imi kecenderungannya penjualan terasa melambat namun barang di pasar tetap ada. Produsen TPT ini mencurigai trend impor dumping mulai meningkat. Sehingga melihat hal ini, perseroan tidak terburu-buru menentukan target khususnya terkait bottomline. Apalagi saat ini pabrikan didera oleh mahalnya bahan baku kimia untuk serat benang dan produk lainnya.

"Kami pun harus naikkan harga juga pada akhirnya, bukan karena mau lebarkan margin tapi karena memang chemical harganya naik," ungkap Prama. Sampai kuartal III tahun ini saja beban dari bahan baku tercatat naik 31% menjadi US$ 236 juta, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya US$ 180 juta.

Hal tersebut mempengaruhi beban pokok penjualan yang terkerek 20% menjadi US$ 326 sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Namun berkat pendapatan bersih yang lebar, laba kotor mampu melejit 82% menjadi US$ 31 juta.

Selain itu, perusahaan juga memperoleh laba kurs senilai US$ 6,6 juta, dimana pada triwulan ketiga tahun lalu POLY mendapatkan rugi selisih kurs hingga US$ 2,43 juta. "Hal ini karena sebagian produk kami juga ada yang diekspor, yang kategori produk speciality," sebut Prama.

Pendapatan dari ekspor tercatat naik 14% year on year (yoy menjadi US$ 54 juta sampai September 2018. Adapun laba komprehensif tahun berjalan POLY tercatat senilai US$ 16,78 juta, melejit setelah merugi di periode yang sama tahun lalu US$ 5,97 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×