kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Asia Pasifik Akan Menghadapi Ancaman Siber Berbasis Kecerdasan Buatan


Senin, 20 Januari 2025 / 15:15 WIB
Asia Pasifik Akan Menghadapi Ancaman Siber Berbasis Kecerdasan Buatan
ILUSTRASI. A projection of cyber code on a hooded man is pictured in this illustration picture taken on May 13, 2017. REUTERS/Kacper Pempel/Illustration TPX IMAGES OF THE DAY


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Palo Alto Networks merilis prediksi keamanan siber di tahun 2025 untuk kawasan Asia Pasifik. Prediksi ini mencakup lima tren utama yang diperkirakan muncul dalam 12 bulan ke depan. Prediksi ini dirancang agar para praktisi siber dapat mempersiapkan organisasi mereka dengan lebih baik di masa depan dalam menghadapi tantangan keamanan siber.

Organisasi di wilayah Asia Pasifik telah menekankan pentingnya integrasi kecerdasan buatan (AI) di dalam proses bisnis pada 2024. Hal ini mencakup proses keamanan siber. Organisasi dan aktor jahat kerap bersaing dalam persaingan pemanfaatan teknologi AI. Namun, yang mengkhawatirkan, menurut laporan terbaru PwC, lebih dari 40% petinggi perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak memahami risiko siber yang ditimbulkan oleh teknologi baru seperti Generative AI.

Pada tahun 2025, AI akan menjadi pusat dari strategi keamanan siber seiring pemanfaatan AI oleh organisasi dalam memitigasi risiko secara proaktif. Yang terpenting, organisasi juga harus berupaya untuk mengamankan berbagai model AI yang mereka kembangkan sendiri.

Simon Green, Presiden Asia Pasifik dan Jepang Palo Alto Networks mengatakan, pada tahun 2025, kawasan Asia Pasifik akan menghadapi badai ancaman siber berbasis AI yang kian meningkat dalam skala, kecanggihan, hingga dampak. Masa di mana strategi keamanan yang tidak terpadu telah berakhir.

Baca Juga: Pasokan Chip AI Dibatasi, Pebisnis Siap Antisipasi

Kini organisasi perlu beralih ke platform yang terintegrasi dan didukung oleh teknologi AI yang transparan dan dapat diandalkan untuk tetap menjadi yang terdepan. Ketika serangan kuantum bermunculan dan serangan deepfake berkembang menjadi metode penipuan, perusahaan harus terus berinovasi atau terancam tertinggal oleh aktor jahat.

"Ini adalah taruhan yang tidak bisa dianggap sepele, kepercayaan menjadi ‘mata uang’ penting di era baru keamanan siber ini. Tidak hanya risiko terkena serangan, tetapi pihak yang gagal beradaptasi juga berisiko reputasinya bisa jatuh dan ketahanan yang tidak dapat diperbaiki," kata Simon, pekan lalu.

Mulai dari lonjakan serangan siber yang berdampak signifikan hingga integrasi AI kuantum untuk solusi hemat energi, prediksi keamanan siber dari Palo Alto Networks untuk tahun 2025 dapat menjadi panduan penting bagi organisasi dalam menyusun strategi dan memaksimalkan potensi implementasi teknologi AI.

Selanjutnya: Promo Dunkin Spesial Senin Pakai DD Card, 6 Donut Classic & 2 Minuman Harga Spesial

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Carnaval Ice Cream 16-31 Januari 2025, Cornetto-Aice Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×