Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengklaim sejumlah anggotanya menghentikan sementara penjualan paket wisata ke Turki menyusul terjadinya kudeta di negara tersebut pada akhir pekan lalu.
Meski akhirnya aksi pemberontakan bisa dilumpuhkan dalam waktu singkat, tetapi para pengelola biro perjalanan Indonesia lebih memilih menunggu sampai kondisinya benar-benar aman dan kondusif. “Pemerintah sudah mengeluarkan peringatan. Kami menghentikan sampai kondisinya aman,” ujar Asnawi Bahar, Ketua Umum ASITA, Senin (18/7).
Menurut Asnawi, pihaknya telah meminta kepada pemerintah untuk selalu memberikan informasi terbaru mengenai kondisi keamanan di sana. Menurutnya, lebih baik untuk meninggu situasi tenang selama 2-3 bulan ini. Apalagi kemarin saat insiden terjadi, ada sekitar 200 wisatawan terjebak di bandara.
Salah satu yang menunda penjualan sementara paket wisata ke Turki adalah Bayu Buana Travel Services. Rombongan biro perjalanan ini sempat tertahan di bandara Attaturk pada Jumat (15/7). Seharusnya rombongan berangkat pada pukul 20.00 waktu setempat, tetapi karena bandara ditutup penerbangan ke Indonesia baru bisa dilakukan Sabtu (16/7) pada pukul 11.00 waktu setempat.
Meski Turki tergolong destinasi ramai peminat, tetapi Agus meyakini masih banyak tempat lain yang menarik untuk ditawarkan seperti Jepang dan Korea.
Semenjak kondisi keamanan di sana tidak stabil, kata Agus, pamornya telah mengalami penurunan. Turki yang padadua hingga tiga tahun lalu sempat menjadi lima besar destinasi favorit, kini dalam setahun terakhir sudah turun peringkatnya karena banyak wisatawan yang khawatir bepergian ke sana.
“Kalau untuk yang transit di Istambul masih jalan. Namun kalau transit kan rombongan tidak keluar bandara,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News